NARASIBARU.COM -Upaya negosiasi gencatan senjata dan pembebasan sandera antara Hamas dan Israel tidak kunjung tercapai, sementara perang sudah berlangsung selama lebih dari 200 hari.
Menurut seorang pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad proses ini akan terus terhambat karena Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menolak menghentikan serangan.
Baru-baru ini pasukan militer IDF mengumumkan kesiapan mereka untuk segera menyerang Rafah. Hamad berpendapat rencana invasi tersebut mengungkap kontradiksi dalam sikap Netanyahu terhadap Gaza.
"Netanyahu tersandung karena, di satu sisi, dia ingin mengembalikan para tawanan ke keluarga mereka, tetapi pada saat yang sama, dia menempatkan mereka dalam bahaya besar, karena tentaranya dengan sengaja membunuh banyak sandera," ujarnya dalam sebuah wawancara seperti dimuat AFP pada Jumat (26/4).
Lebih lanjut, Hamad menuduh Netanyahu sengaja memanipulasi rakyat bahwa proses negosiasi terus berlangsung.
Padahal Qatar dan Mesir sudah melakukan banyak hal, tetapi Israel di bawah Netanyahu seperti enggan meneruskan upaya damai di tengah tensi militer yang terus menguat.
"Netanyahu memanipulasi dan menunda-nunda untuk menipu masyarakat Israel bahwa ada negosiasi dan juga menipu masyarakat internasional bahwa gencatan senjata bisa diraih," tegasnya.
Artikel Terkait
Menkeu Purbaya: APBN Bertujuan Membuat Seluruh Rakyat Kaya, Mari Kita Kaya Bersama!
Viral 2 Jam Terjebak Macet Parah Jakarta, Turis Korea Ngamuk Sampai Kencing dalam Botol
Hamish Daud Liburan Bareng Sasha Sabrina Alatas ke Bangkok? Dugaan Perselingkuhan Suami Raisa Terkuak
Pengakuan Alumni Seangkatan Gibran: UTS Insearch Cuma Kursus Bahasa Inggris, Bukan Setara SMA