Asisten profesor ilmu politik di Universitas Sabanci Istanbul, Berk Esen, mengatakan demoralisasi oposisi sudah diperkirakan. Menurutnya, Erdogan masih populer kendati di bawah kepemimpinannya Turki mengalami krisis ekonomi dan gempa bumi dahsyat pada Februari lalu.
“Sangat mengecewakan bagi pemilih oposisi bahwa Erdogan masih bisa mendapatkan popularitas yang begitu besar di mata para pemilih. ini juga merupakan kasus bahwa kepemimpinan oposisi dan lembaga pemungutan suara telah meningkatkan ekspektasi pemilih oposisi secara berlebihan," ujar Esen.
Sementara itu, pendukung Erdogan meyakini bahwa dia akan memperkuat cengkeramannya pada masa depan negara. Seorang pendukung Erdogan, Osman Cakir (22 tahun) mengatakan, Erdogan akan menang dalam pemilu putaran kedua yang bertepatan dengan penaklukan Ottoman pada 1453.
“Saya pikir kita akan melihat dia memulai lima tahun lagi pada peringatan tahun 1453,” kata Cakir, yang merupakan seorang mahasiswi di Istanbul.
Pada Ahad (28/5/2023) pemungutan suara dibuka pada pukul 08.00 pagi dan ditutup pada pukul 17:00 sore. Para pengamat masih mengharapkan jumlah pemilih yang tinggi pada Ahad meskipun mungkin tidak mencapai 89 persen seperti pada pemilu putaran pertama.
“Kemungkinan akan mencapai sekitar 84 atau 85 persen,” kata Esen.
Penghitungan suara dari surat suara luar negeri di 73 negara dan di perbatasan sebenarnya menunjukkan sedikit peningkatan dari pemilu putaran pertama. Tempat pemungutan suara di perbatasan akan tetap buka hingga akhir pemungutan suara domestik pada Ahad.
Akan tetapi, jumlah pemilih di luar negeri pada putaran pertama jauh lebih rendah, yaitu 54 persen, daripada partisipasi di dalam Turki.
Sumber: internasional.republika.co.id
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?