Dokter Hastry Keceplosan? Terjawab Kenapa Kasus Subang Tak Kunjung Terungkap, Petunjuk Sudah Cukup

- Jumat, 12 Mei 2023 | 08:00 WIB
Dokter Hastry Keceplosan? Terjawab Kenapa Kasus Subang Tak Kunjung Terungkap, Petunjuk Sudah Cukup

TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya terjawab sudah kenapa kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau kasus Subang tak kunjung bisa diungkap.

Seperti diketahui,kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang sudah berjalan lebih dari 1 tahun

Namun, siapa pembunuh Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika ratu (23) yang ditemukan tewas mengenaskan di bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus 2021 lalu masih menjadi misteri.

Kabar terbaru, Ahli forensik, dr Sumy Hastry Purwanti blak-blakan soal pelaku pembunuhan Tuti dan Amalia di Subang.

Baca juga: Irjen Akhmad Wiyagus Ternyata Bukan Orang Baru di Jabar, Kini Diharapkan Bisa Tuntaskan Kasus Subang

Bahkan, dr Sumy Hastry Purwanti menungkap soal petunjuk-petunjuk tentang pelaku, namun hingga saat ini belum ada penetapan tersangka pembunuhan Tuti dan Amalia.

Seperti yang diketahui, kasus pembunuhan Tuti dan Amalia atau yang dikenal dengan kasus Subang terjadi pada Agustus 2021 hingga sekarang belum terungkap.

Melalui pernyataan terbarunya, dr Sumy Hastry Purwanti menyinggung soal ciri atau petunjuk sosok pelaku yang menghabisi nyawa Tuti dan Amalia.

Saat hadir di podcast Deddy Corbuzier, dr Sumy Hastry Purwanti saat itu mengungkap bahwa kasus yang dia tangani dan belum terungkap adalah kasus Subang.

Padahal dr Hastry merupakan orang yang terlibat dalam autopsi kedua jenazah Tuti dan Amalia

dr Sumy Hastry Purwanti pun mengungkap bahwa dirinya sering ditagih oleh masyarakat soal pengungkapan kasus Subang.

"Dan saya sudah jelaskan, sudah paparkan, sudah kasih clue-cluenya. Tapi ya belum ada tersangka sampai sekarang. Saya diserang terus tentang kasus Subang," kata dr Hastry dikutip Tribuncirebon.com dari Podcast Deddy Corbuzier, Kamis (11/5/2023).

Sebenarnya tugas seorang forensi, dr Hastry sudah melakukan pekerjaannya dengan baik, mulai dari menyajikan data dan alat bukti.

Tetapi dirinya mengaku gemas karena belum juga ada penetapan tersangka kasus Subang.

"Padahal menurut saya bisa" katanya

dr Hastry menjelaskan, proses pengambilan DNA pun sebenarnya sudah dilakukan, tetapi belum juga ada yang cocok.

Dengan begitu, polisi lantas mencari DNA yang cocok dengan temuan pada saksi-saksi yang ada. Dan ternyata hasilnya juga tidak ada yang cocok.

"Karena enggak ada yang cocok, akhirnya kita carilah dari garis keturunan sang ibu. Ya kan, siapa tahu ada yang cocok. Ternyata belum dikerjakan juga. Terus saya juga bilang, saya juga punya jam kematian lho," kata Hastry.

Ketika bicara jam kematian, memang jelas bahwa korban kasus Subang yakni Tuti dan Amalia memang dibunuh.

Baca juga: Dampak Serius Bila Kasus Subang Tak Kunjung Bisa Diungkap, Pakar Hukum: Bisa Buat Warga Trauma

dr Hastry mengungkap bahwa Tuti meninggal pada jam 02-00 sampai 04.00 WIB dini hari. Sedangkan Amalia meninggal dunia antara jam 04.00 sampai 06.00 WIB.

"Saya bermain dong di jam itu, HP siapa yang online? Ambillah DNA-nya. Di TKP tuh ada dua DNA yang kita duga sebagai pelakunya yang asing," katanya.

Walaupun memberikan clue-cluenya secara terbuka, dr Hastry memohon maaf kepada Kabareskrim atas ungkapannya itu.

'Mohon maaf ya pak Kabareskrim. Gak apa-apa lah aku dipindah ke kamar mayat lagi," katanya.

Dia hanya berharap agar kasus Subang tersebut segera terungkap. Apalagi korban disebut kerap mendatangi mimpinya.

"Semoga dengan ini terungkap kasus subang," kata dr Hastry seperti dilansir TribunCirebon.com dengan judul Ahli Forensik Keceplosan Ungkap Pelaku Kasus Subang, Sampai Minta Maaf ke Kabareskrim.

Pakar Hukum Heran Polda Jabar Tak Bisa Tuntaskan Kasus Subang

Pernyataan Pakar Hukum, DR Musa Darwin Pane seputar perkembangan penanganan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenal dengan kasus Subang menjadi sorotan.�

Salah satunya, DR Musa Darwin Pane dampak buruk kepada masyarakat bila kasus Subang tak kunjung bisa diungkap Polisi.

Seperti diketahui, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang atau dikenali dengan kasus Subang sudah berjalan lebih dari 1 tahun

Namun, siapa pembunuh Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika ratu (23) yang ditemukan tewas mengenaskan di bagasi mobil Alphard pada 18 Agustus 2021 lalu masih menjadi misteri.

Pernyataan DR Musa Darwin Pane diulas oleh Jack Batubara, YouTuber yang sering mengulas kasus Subang di kanal YouTube-nya, Subang Hijau, pada 28 Maret 2023.

Jack Batubara menyoroti komentar dari pakar hukum, DR Musa Darwin Pane yang terheran-heran melihat perkembangan kasus Subang yang berlarut-larut.

Dimana menurut Musa Darwin Pane, pengungkapan kasus Subang ini seharusnya tak perlu waktu lama.

Seperti diketahui, Polisi sudah memeriksa 121 saksi, 216 barang bukti dan 10 Tempat Kejadian Perkara (TKP).

"Nah ini teman-teman yang menjadi pertanyaan publik, ada apa sebenarnya di dalam lingkaran kasus rajapati Subang ini," ujar Jack Batubara.

Alasan Musa Darwin Pane heran, Polda Jabar kini telah memiliki sejumlah alat pendukung yang memadai dan sumber daya manusia (SDM) mumpuni dan terlatih untuk mengungkap kasus Subang tersebut.

Menurut DR Musa, pelaku seharusnya terungkap tidak lama setelah kasus pembunuhan terjadi.

Baca juga: Bisa Main Golf Setiap Hari, Terkuak Siapa Sebenarnya Yosef Saksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang

"Ini menarik teman-teman, DR Musa Darwin Pane ini menjelaskannya begitu mendetil. Jadi, Kepolisian katanya sudah memiliki peralatan yang canggih tapi kenapa kasus Subang begitu lama terungkap," ujar Jack Batubara membacakan pernyataan DR Musa Darwin.

Pendapat DR Musa Darwin yang mengungkapkan dampak buruk bila kasus Subang ini tak kunjung bisa diungkap juga menurut Jack Batubara menarik untuk dicermati.�

"Kata DR Musa, kalau saja kasus Subang ini tak terungkap, maka membuat ketakutan bagi warga Subang Jawa Barat. Nah ini teman-teman, jadi mungkin warga itu bukan ketakutan lagi tapi trauma. Kenapa kasus pembunuhan di daerahnya, sedangkan itu di daerah terpencil," ujar Jack Batubara.

Selengkapnya bisa dilihat di SINI

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Join Grup Telegram Tribun Kaltim untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltimcoupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber: kaltim.tribunnews.com

Komentar