Media sosial kembali diramaikan sebuah unggahan viral yang memperlihatkan
    muda-mudi berada di area puncak Gunung Merapi. Padahal saat ini pendakian ke
    Gunung Merapi masih ditutup.
  
  
    Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu
    sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu hingga sekarang.
  
  
    Dalam foto yang diunggah oleh akun Instagram @pendakilawas tersebut,
    terlihat pendaki itu berfoto di area puncak dengan latar belakang kawah
    aktif Gunung Merapi.
  
  
    Dikonfirmasi terkait unggahan tersebut, Kepala Seksi Pengelolaan Taman
    Nasional (SPTN) Wilayah II Boyolali-Klaten, Ruky Umaya masih berupaya untuk
    menelusuri informasi terkait pendaki ilegal itu.
  
  
    "Jadi, memang yang pasti, yang pertama, yang sedang beredar di beberapa akun
    itu adalah pendaki yang ilegal. Kemudian, untuk terkait dengan keberadaan
    pendaki tersebut, kita saat ini masih berusaha untuk menelusuri," kata Ruky
    saat dihubungi, Rabu (9/4/2025).
  
  
    Penelusuran itu termasuk untuk memastikan yang bersangkutan merupakan warga
    lokal atau bukan serta jalur pendakian yang digunakan. Namun pihaknya
    menduga ada dua orang yang melakukan pendakian ilegal tersebut.
  
  
    "Kita coba telusuri itu memang dia ada foto di pos dua, jalur Selo tetapi
    kita kan baru menduga ya karena kan masih mengumpulkan data, seperti itu.
    Kami menduga ada dua orang," terangnya.
  
  
    Koordinasi pun dilakukan bersama dengan pihak kepolisian dan masyarakat desa
    atau warga setempat. Termasuk memberi imbauan dan pengawasan lebih ketat
    kepada warga lokal.
  
  
    Sepanjang tahun 2025 ini, kata Ruky, baru ada satu temuan kasus terkait
    pendakian ilegal tersebut. Namun pihaknya akan terus mengoptimalkan
    pengawasan saat peak season.
  
  
    "Dari bulan Januari, Februari, Maret. Memang kalau dilihat polanya yang
    tahun lalu itu kan memang pas peak season itu musim panasnya luar negeri,
    ya," ujarnya.
  
  
    "Memang orang-orang luar itu sekitar bulan Juli sampai Oktober itu pasti
    kita akan ketatin juga, lebih intens. Nah, ini hal yang kita harus jaga juga
    secara rutin, secara berkala, tentang edukasi ke warga, baik yang jauh, yang
    nasional, ya, internasional, maupun yang lokal," tambahnya.
  
  
    Ruky menegaskan bahwa penutupan pendakian Gunung Merapi bukan dilakukan
    secara sepihak oleh Balai Taman Nasional. Melainkan sudah mempertimbangkan
    rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan
    Geologi (BPPTKG) tentang status Gunung Merapi yang siaga.
  
  
    "Kemudian radius yang aman dari potensi bahaya erupsinya Gunung Merapi itu
    kan 3 kilo kalau di sebelah sana. Sementara Pasar Bubrah itu kan kurang dari
    1 km dan itu kan sangat berbahaya," tandasnya.
  
  
    "Jadi kan kita mengacunya dari institusi yang memiliki kewenangan di dalam
    pemantauan dan yang menyatakan status aktivitas Gunung Merapi. Kita sendiri
    sebagai petugas juga sangat mengikuti dan mematuhi apa yang disampaikan dari
    BPPTKG," sambungnya.
  
  
    Untuk diketahui, bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level
    III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu.
  
  
    Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu
    memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan
    munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.
  
  
    Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor
    selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk
    Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.
  
  
    Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai
    Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan
    eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Tangkapan layar dua pendaki ilegal yang menerobos masuk penutupan
    Gunung Merapi dengan status siaga. (Instagram)
  
  
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?