NARASIBARU.COM - Andi Pramaria duduk tenang di ruang tamu rumahnya di Jalan Panji Wangko, Panji Tilar, Kekalik, Kota Mataram.
Di hadapannya tergeletak secarik kertas berharga: ijazah sarjana kehutanan Universitas Gadjah Mada.
Kertas itu, yang mulai menguning termakan usia, mencetak nama lengkapnya, gelar akademik, dan—ini yang menarik—tanggal dikeluarkannya: 5 November 1989.
Angka itu, sepintas, tak membawa kejanggalan apa pun. Tapi dalam pusaran polemik ijazah Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo, tanggal itu menjadi serpihan teka-teki yang tak bisa diabaikan.
“Saya kuliah bareng Pak Jokowi. Masuk bareng, wisuda bareng, 19 November 1985. Itu saya ingat betul,” ucap Andi sembari menunjuk foto hitam putih usang—menampilkan barisan wisudawan muda, di antaranya dua sosok yang kini jadi sorotan: Andi dan Jokowi.
Namun, jika mereka benar-benar lulus dan diwisuda pada 1985, mengapa ijazah baru terbit empat tahun kemudian?
Persoalan ijazah Jokowi sejatinya telah menjadi isu publik sejak beberapa tahun lalu.
Munculnya gugatan hukum, investigasi independen, sampai analisis tipografi dari Roy Suryo dan kelompoknya membuka kembali kotak pandora masa lalu sang Presiden.
Kali ini, suara dari dalam angkatan itu sendiri muncul. Suara yang mengaku teman sekelas, teman seperjuangan kuliah, dan teman sewisuda.
Andi Pramaria, mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perdagangan Provinsi NTB, muncul memberikan kesaksian.
Andi yang mengaku teman seangkatan Jokowi di Fakultas Kehutanan Universitas Gajah Mada (UGM) ini mengatakan, ijazah Jokowi baru dapat dikatan asli apabila sama seperti miliknya.
Polemik "Times New Roman"
Saat ditemui di rumahnya di Jalan Panji Wangko, Panji Tilar, Kekalik, Kota Mataram, Sabtu (17/5/2025), Aria mengatakan, jika dilihat dari nilai sejarah dan historis, ia percaya bahwa ijazah Jokowi adalah asli, asalkan sama dengan miliknya.
Andi juga menunjukkan ijazahnya yang dicetak dengan jenis huruf Times New Roman, seperti yang dipermasalahkan Roy Suryo dan pihak lainnya yang menuding ijazah Jokowi palsu.
Ia menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa pada saat itu, mereka hanya menerima ijazah tanpa bisa protes mengenai jenis huruf yang digunakan.
"Percetakan yang digunakan kampus atau ijazah dicetak rata-rata di Percetakan Perdana," tambahnya.
Masuk dan Lulus Bareng
Aria menegaskan, mereka berdua masuk kuliah tahun 1980 dan wisuda di Fakultas Kehutanan UGM secara bersamaan pada 19 November 1985.
"Saya betul-betul menyaksikan dan berbarengan dengan Pak Jokowi pada waktu kuliah sampai lulus. Wisuda juga bareng," katanya.
Andi menunjukkan sejumlah foto-foto kuliahnya bersama Jokowi, termasuk foto wisuda yang beredar di media sosial.
"Saya tidak ada albumnya, ini memang disebarkan di grup WhatsApp alumni angkatan kami. Kalau di foto yang beredar, Pak Jokowi nomor dua dari kanan, saya nomor dua dari kiri," katanya lagi.
Ia lantas menyinggung ribut-ribut soal siapa pembimbing skripsi Jokowi.
Aria mengatakan, pembimbing skripsi Jokowi saat itu adalah Prof Achmad Sumitro, Guru Besar Emeritus Fakultas Kehutanan UGM.
Sementara, Ir Kasmudjo yang selama ini dikira membimbing skripsi Jokowi, hanyalah pembimbing akademik dan berstatus sebagai asisten dosen.
"Pak Kasmojo adalah dosen pembimbing kartu rencana studi (KRS) dan hanya sebagai asisten dosen. Pembimbing skripsi Jokowi adalah Prof Sumitro," ujar Andi.
Terakhir, Andi menegaskan bahwa ia bukan bermaksud membela Jokowi, tetapi ingin menginformasikan bahwa ia adalah rekan kuliah Jokowi dan tidak dapat memastikan keaslian ijazah yang dimiliki Jokowi saat ini.
👇👇
Sumber: Kompas
Artikel Terkait
Beda Pengakuan Kasmudjo Soal Skripsi Jokowi: Dulu Mengaku Membimbing Kini Mengaku Tidak Tahu, Ada Apa?
Setelah UGM, IAW Bongkar Penyimpangan Keuangan USU hingga Puluhan Miliar Rupiah, Libatkan Pejabat Kampus
Pernyataan Blunder Menkes Demi Cari Perhatian Publik
Negara ke Mana? Ribuan Warga Makassar Terancam Digusur Karena Dokumen Belanda