'Seandainya Jokowi Bukan Tamatan UGM'
Oleh: Erizal
Seandainya Jokowi tamatan universitas lain, apakah nasib universitas lain itu akan sama dengan UGM saat ini? Menjadi bulan-bulanan. Mungkin akan lebih parah lagi.
Sebab universitas lain itu pastilah berada di bawah standar UGM. Adalah UGM termasuk universitas papan atas di Republik ini.
Kalau UGM saja terlihat kelabakan menangani masalah ijazah Jokowi, apalagi universitas lain itu.
Mungkin tak ada lagi mahasiswa yang bersedia masuk mendaftar ke universitas lain itu. Saking tak percayanya mahasiswa terhadap universitas lain itu.
UGM menyia-nyiakan kesempatan saat didatangi para penggugat ijazah Jokowi itu.
Wajar digugat Komarudin dari Makassar secara perdata sebesar 69 triliun dengan tuduhan karena sudah membiarkan terjadi kegaduhan.
UGM sudah membiarkan terjadinya kegaduhan yang mengakibatkan terjadinya kerugian pada diri seorang Komardin, sehingga harus digugat 69 triliun, pastilah mengada-ada.
Tapi, istilah membiarkan kegaduhan dilekatkan pada UGM seperti tak ada salahnya juga.
Kenapa UGM sejak awal tak tampak membuka diri selebar-lebarnya terhadap para penggugat ijazah Jokowi ini?
UGM kurang mempersiapkan diri seperti yang juga dikatakan Roy Suryo Cs. Padahal Roy Suryo Cs sebetulnya juga alumni UGM.
Atau karena UGM terlalu tahu dengan kelompok para penggugat ijazah Jokowi ini, sehingga terkesan mengabaikan, karena dianggap kelompok kurang kerjaan saja.
Ada arogansi juga dan tak ingin menyelesaikan masalah ini secara baik-baik.
Tak tanggung-tanggung Komardin tak hanya menuntut ijazah Jokowi, tapi juga skripsi, KRS kartu rencana studi, dan lain-lain, yang membuktikan bahwa Jokowi benar² berkuliah dan tamat dari UGM.
Bahkan, Komardin juga menuntut dosen-dosen Jokowi, termasuk Kasmudjo, dosen pembimbing Jokowi, yg dikabarkan menghilang, ternyata masih ada dan kemarin ditemui oleh Jokowi.
Ini juga menjadi catatan dalam kasus ijazah Jokowi ini, orang yang dikabarkan tak tahu kabarnya ternyata ada, dan masih sehat wal afiat.
Berkali-kali dikatakan Roy Suryo bahwa tanda tangan Kasmudjo sebagai dosen pembimbing, tak ada dalam skripsinya Jokowi.
Agak mengagetkan juga, karena Kasmudjo tak mau bersaksi. Katanya pihak fakultas sudah mengambil alih kasus ini. Bisakah kesaksian orang diwakili oleh lembaga?
Sudah menjadi rahasia umum, masalah pengarsipan di Republik ini, masalah klasik yang tak kunjung ada jalan keluarnya.
Bayangkan, universitas sekelas UGM ditagih tentang mahasiswanya sekelas Jokowi, Presiden dua periode di Republik ini, justru terlihat kelabakan sejak awal.
Yang membuat orang yang diliputi kecurigaan, semakin menjadi-jadi kecurigaannya.
Bagaimana pula kalau mahasiswanya, bukan Jokowi? Tapi aneh juga, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, termasuk juga Muhaimin Iskandar, juga tamatan UGM.
Kok tak ada orang yang mempertanyakan ijazahnya? Kenapa hanya Jokowi saja?
Celakanya, UGM seperti Jokowi, hanya mau membuka arsip soal Jokowi di depan Pengadilan. Berarti, UGM sejak awal, memang inginnya ke Pengadilan.
UGM siap ke Pengadilan, tapi Kasmudjo tidak. Ia tak mau berurusan dengan Pengadilan. Semua sudah diserahkan ke fakultas.
Ini juga mencurigakan. Kenapa harus diambil alih seperti itu? Apakah kalau bersaksi sendiri-sendiri khawatir tak seragam.
Apalagi komentar Kasmudjo soal kejujuran dan pengakuannya bahwa bukanlah dosen pembimbing skripsi Jokowi menambah kecurigaan lagi.
Lucu. Jadi Kasmudjo ini dosen apanya Jokowi? Kasmudjo juga mengaku tak tahu menahu soal ijazah Jokowi.
Dan kenapa pula Jokowi baru saat ini mendatangi rumah Kasmudjo yang dianggap penting dalam kasus ijazah Jokowi ini?
Inilah kalau masalah sepele dibikin rumit. Mending rumitnya satu dua orang saja. Ini tidak. Rumit satu republik kayak tak ada ujung.
Dahlan Iskan merasa menyesal sudah ikut-ikutan menulis soal ijazah Jokowi.
Prabowo sudah menyentil, kini giliran Megawati pula yang ikut menyentil. Kalau ada ijazahnya, kenapa nggak dikasih saja? Perlihatkan saja, ini lho. Selesai.
Kenapa susah-susah amat. Artinya banyak orang yang tidak menyetujui, kalau kasus ijazah ini harus masuk ranah hukum.
Kalau ingin memuaskan pendukung Jokowi agar Roy Suryo Cs dihukum berat, bagaimana pula bisa pendapat orang yang mengatakan ijazah seorang palsu, lalu dihukum berat?
ustru pihak yang menyebarkan ijazah Jokowi di media sosial dan mengatakan itu ijazah asli. Dan dia ini kader PSI pula. Dian Sandi Utama. Polisi kabarnya akan memanggil dia pula.
Bisa-bisa, sampai kapanpun kasus ijazah Jokowi ini tak akan pernah selesai. Nunggu Pilpres 2029 pun tak akan selesai.
Sejumlah pihak telah dipanggil polisi. Diperiksa berjam-jam, entah sebagai apa? Saksi atau tersangka. Bukan pula diperiksa, tapi mengklarifikasi.
Sejauh ini belum ada tersangkanya? Polisi belum mengumumkan apakah ijazah Jokowi asli atau palsu.
Sudah sempat diumumkan ijazah Jokowi itu 90% indentik. Tapi yang 10%-nya, belum ada kabar.
Anehnya juga kalau polisi yang harus mengumumkan ijazah Jokowi itu asli atau palsu. Nanti diperiksa atau dibawa pula Pengadilan.
Syukur-syukur keputusan Pengadilan sama dengan pengumuman polisi. Kalau tidak, makin rumit lagi.
Wajar saja, Dahlan Iskan merasa menyesal menulis soal ijazah Jokowi. Di kolong langit ini, mungkin kasus ijazah Jokowi ini adalah pertama kali dan satu-satunya. ***
Artikel Terkait
Pemberian Gelar Pahlawan Nasional ke Soeharto Tidak Tepat
Mengenal Eigendom Verponding: Warisan Kolonial Belanda yang Masih Menjadi Masalah
Diduga Diterlantarkan, Pasien RSUD Madina Meninggal Dunia
BREAKING NEWS! Kaesang Pangarep Kirim Isyarat Tinggalkan Persis Solo