NARASIBARU.COM - Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan, Israel akan bertindak lebih jauh jika tak segera dihentikan. Ia menyatakan bahwa negara Zionis itu akan menyasar negara-negara Muslim satu per satu.
Dalam pidatonya pagi ini, Pezeshkian menuduh Israel secara sistematis menargetkan negara-negara Muslim. “Israel akan menyerang negara-negara Muslim satu per satu.” Ia juga mengecam Amerika Serikat, dengan mengatakan, “Dengan membiarkan serangan Israel, AS terlibat dalam penindasan.”
Sejak agresi ke Gaza pada Oktober 2023 lalu. Israel sedianya telah menyerang wilayah sejumlah negara mayoritas Muslim. Israel telah menyerang Lebanon, Suriah, Yaman, Irak, dan kini Iran. Semuanya dengan dalih pembelaan diri, meski faktanya ribuan anak-anak dan perempuan turut jadi korban jiwa.
Dalam pernyataan baru yang dilaporkan oleh Kantor Berita Republik Islam pada Senin pagi, Pezeshkian menekankan bahwa Iran tidak berusaha untuk memiliki senjata nuklir. Ini merujuk pada fatwa sebelumnya oleh pemimpin Iran Ali Khamenei yang menyatakan haram senjata pemusnah massal. "Berdasarkan kebijakan Pemimpin Tertinggi, dan ini adalah keyakinan kami yang teguh."
Dia menambahkan bahwa negaranya bukanlah negara yang mengabaikan perundingan (mengenai nuklirnya). “Apa yang kami tuntut adalah hak legal kami, dan menekankan bahwa tidak ada seorangpun yang mempunyai hak untuk mencabut hak Iran untuk mendapatkan manfaat dari energi nuklir dan penelitian yang melayani kepentingan rakyatnya.
Pada saat yang sama, Pezeshkian mengatakan bahwa Iran tangguh dan tidak takut pada apa pun. Ia meminta rakyatnya untuk bersabar dalam menghadapi krisis yang ditimbulkan oleh apa yang ia gambarkan sebagai “entitas biadab.”
Presiden Iran dengan tajam mengkritik Amerika Serikat, dengan mengatakan bahwa mereka "terlibat dalam intimidasi dan melanggar hukum internasional dengan membiarkan Israel menyerang kami."
Perlu dicatat bahwa Israel melancarkan serangan besar-besaran terhadap Iran pada Jumat pagi lalu, meluncurkan puluhan jet tempur, yang dijuluki “Operasi Singa Bangkit.” Selama serangan tersebut, Israel mengebom fasilitas nuklir dan pangkalan rudal di berbagai wilayah, membunuh para pemimpin militer terkemuka dan ilmuwan nuklir.
Malam itu, Iran mulai merespons serangan tersebut dengan serangkaian serangan rudal balistik dan drone, meluncurkan sepuluh gelombang serangan pada Minggu malam. Menurut statistik Israel, serangan-serangan ini mengakibatkan 14 kematian dan lebih dari 345 luka-luka, selain kerusakan material yang signifikan pada bangunan dan kendaraan, menurut Kementerian Kesehatan Israel.
Sejauh ini, negara-negara Muslim telah menyatakan dukungan moral untuk Iran. Arab Saudi adalah negara pertama yang mengutuk serangan Israel terhadap Iran pada Jumat, menurut Arab News. Kerajaan Saudi juga menjanjikan perlindungan bagi para jamaah haji Iran yang sedang berada di Tanah Suci.
"Kerajaan Arab Saudi menyampaikan kecaman keras dan kecaman atas agresi terang-terangan Israel terhadap Republik Islam Iran, yang melemahkan kedaulatan dan keamanannya dan merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum dan norma internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam sebuah pernyataan pada Jumat.
Sehari setelahnya, Putra Mahkota Saudi Muhammad bin Salman (MBS) mengutuk keras serangan Israel dalam panggilan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Sabtu malam. “Arab Saudi berdiri bersama saudara-saudaranya di Iran dan tidak akan menyia-nyiakan upaya untuk mendukung mereka,” kata MBS dikutip Almayadeen. Ia menekankan bahwa “seluruh dunia Islam bersatu dalam mendukung Iran.”
Putra Mahkota Saudi menekankan bahwa Riyadh menggunakan semua saluran diplomatik untuk menekan agar agresi Israel diakhiri. Ia memperingatkan bahwa tindakan Israel bertujuan untuk meningkatkan ketegangan dan menciptakan dalih untuk intervensi AS. “Respon yang bijaksana dan terukur dari Republik Islam Iran,” katanya, “akan mencegah mereka memanfaatkan peluang tersebut.”
Qatar dan UEA termasuk dalam daftar panjang negara yang mengecam serangan tersebut. “Negara Qatar menyampaikan kecaman dan kecaman kerasnya atas agresi Israel yang menargetkan wilayah Republik Islam Iran,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Qatar.
Abu Dhabi juga mengutuk serangan tersebut, begitu pula Mesir. Kairo mengatakan pihaknya mengkhawatirkan “dampak yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap keamanan dan stabilitas Timur Tengah,” dan mencatat bahwa “serangan-serangan ini mewakili eskalasi regional yang terang-terangan dan sangat berbahaya, pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan Piagam PBB, dan ancaman langsung terhadap perdamaian dan keamanan regional dan internasional.”
Di luar regional itu, Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif pada Sabtu mendesak komunitas internasional dan PBB untuk mengambil “langkah mendesak dan kredibel” untuk mengakhiri serangan Israel di Iran. Melalui panggilan telepon dengan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Sharif mengatakan Pakistan berdiri dalam “solidaritas yang tegas” terhadap rakyat dan pemerintah Iran.
“Perdana Menteri mengecam provokasi dan petualangan Israel yang terang-terangan sebagai ancaman besar terhadap perdamaian dan stabilitas regional dan global,” kata pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya setelah panggilan telepon tersebut. “Mendesak masyarakat internasional dan PBB untuk mengambil langkah-langkah mendesak dan kredibel untuk mengakhiri perilaku agresif dan tindakan ilegal Israel,” tambahnya.
Malaysia juga mengeluarkan pernyataan dukungan untuk Iran dalam ekskalasi perang yang meletus sejak Jumat pekan lalu. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendukung Iran untuk mempertahankan hak dan martabat nasionalnya, dengan melancarkan serangan balasan ke Israel.
Sebagaimana dikutip dari kantor berita Malaysia, Bernama, Senin (16/6/2025), PM Anwar menegaskan Malaysia menjunjung tinggi kedaulatan semua negara. "Itulah sebabnya saya memberi tahu rekan-rekan kabinet saya, Malaysia harus menunjukkan kekuatannya. Kami adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dan kami harus membela hak-hak teman-teman kami, termasuk Iran, yang telah dirugikan. Kami membela hak Iran untuk membalas guna menegakkan martabat nasionalnya," kata Anwar.
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada presiden Iran bahwa Israel ingin “menyeret seluruh kawasan ke dalam kebakaran,” menurut pernyataan dari kepresidenan Turki. Erdogan juga mengatakan kepada Pezeshkian bahwa serangan Israel bertujuan untuk mengalihkan perhatian dari genosida di Gaza.
Erdogan juga mengatakan kepada Muhammad bin Salman bahwa Israel perlu “dihentikan”, dan menyebutnya sebagai “ancaman utama terhadap stabilitas dan keamanan di kawasan”. Masalah program nuklir Iran “hanya dapat diselesaikan melalui negosiasi”, tambahnya. Pemimpin Turki itu juga berbicara dengan Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi.
Sumber: republika
Artikel Terkait
Iran Pakai Taktik Baru, Salvo Rudal Bikin Iron Dome Israel Eror dan Cegat Peluru Sendiri
UPDATE! Menguak Jejak Misterius Widodo, Relawan Asal Solo Diduga Otak Pembuatan Dokumen Ijazah Palsu Jokowi
Koran yang Memuat Pengumuman Hasil Ujian Jokowi Masuk UGM Disita Polri, Roy Suryo: Jahat Sekali!
Operasi Bahlil Lahadalia Lepas Dari Noda Nikel Raja Ampat