Setiap pagi, Asrori juga biasa membeli sarapan atau gorengan. “Kadang jalan kaki, kadang juga membawa sepeda,” lanjut Ayu. Terkait kondisi rumah Asrori yang tertutup, menurut Ayu warga sudah mendapat undangan tahlil. Namun, pelaksanaannya bukan di rumah Asrori. Melainkan di masjid setempat.
Terpisah, Kapolsek Banyakan Iptu Umar Said mengatakan, polisi masih melakukan penyelidikan kasus tewasnya Asrori di pekarangan belakang rumah Anis. “Rencana besok (hari ini, Red) akan diotopsi,” terang Umar sembari menyebut hingga kemarin jenazah Asrori masih berada di RS Bhayangkara.
Seperti diberitakan, mayat Asrori ditemukan oleh Muchozin, 72, di pekarangan miliknya pada Sabtu (16/12) pagi di Desa/Kecamatan Banyakan. Kondisi mayat telah membengkak serta menghitam. Diperkirakan dia sudah meninggal sejak 2–3 hari lalu.
Sumber koran ini menyebutkan, Anis sudah sempat dimintai keterangan sejumlah polisi. Kepada petugas, dia mengakui baru saja bersetubuh dengan Asrori pada Rabu (13/12) malam. Rupanya, setelah bersetubuh itu Asrori langsung lemas dan napasnya ngorok. Adapun pagi harinya meninggal dunia.
Masih kepada petugas, Anis mengakui terus terang menyeret tubuh Asrori ke pekarangan belakang dan mengubur ala kadarnya. Meski demikian, untuk mendalami motif tewasnya Asrori, polisi masih menunggu hasil otopsi di RS Bhayangkara. (em/ut)
Untuk mendapatkan berita-berita terkini Jawa Pos Radar Kediri, silakan bergabung di Grup Telegram "Radar Kediri". Caranya klik link join telegramradarkediri. Sebelumnya, pastikan Anda sudah menginstal aplikasi Telegram di ponsel.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarkediri.jawapos.com
Artikel Terkait
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa
Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga