Menurut Peskov, kerja sama ekonomi yang kuat antara kedua negara tercermin dalam volume perdagangan bilateral yang lebih tinggi dari yang diharapkan, mencapai $240 miliar tahun lalu dan terus berkembang.
Bloomberg melaporkan sebelumnya pada hari Senin bahwa setidaknya dua bank milik negara China sedang memperketat kontrol dalam melayani klien Rusia menyusul persetujuan Washington terhadap sanksi sekunder terhadap lembaga keuangan yang terbukti membantu kompleks militer-industri Rusia.
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang memberikan wewenang untuk memberlakukan sanksi sekunder yang menargetkan bank-bank asing yang terbukti memfasilitasi transaksi yang melibatkan barang-barang yang "berakhir di medan perang" atau terkait dengan sektor pertahanan Rusia.
Barang-barang yang mungkin memiliki tujuan ganda yang harus dihindari oleh bank-bank tersebut meliputi semikonduktor, mesin perkakas, prekursor kimia, bantalan bola, dan sistem optik.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: klikanggaran.com
Artikel Terkait
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa
Isi Pertamax karena Takut Pertalite Bermasalah, Motor Warga Tuban Justru Jadi Tak Bertenaga