Pengecekan dilakukan di seluruh Indonesia dengan fokus awal di Pulau Jawa yang memiliki jumlah pondok pesantren terbanyak, serta beberapa wilayah di Sumatera.
“Semua arahan dari Kementerian Agama, tapi kan yang paling banyak di Pulau Jawa. Pulau Jawa dan beberapa di Sumatera,” jelasnya.
Menurut Dody, ada sekitar 40 ribu pesantren yang akan menjadi sasaran pengecekan. Pemeriksaan difokuskan pada kondisi bangunan bertingkat yang dinilai paling rawan.
“Ya tentunya bangunan-bangunan yang berlantai ke atas, dua ke atas, tiga, empat dan lima,” kata dia.
Langkah ini diambil sebagai respons cepat atas tragedi runtuhnya bangunan Ponpes Al-Khoziny yang menewaskan hingga 61 orang santri.
Pembersihan puing reruntuhan bangunan musala telah rampung pada Selasa dini hari, 7 Oktober 2025. Operasi SAR di bawah koordinasi Basarnas resmi ditutup setelah memastikan tidak ada lagi korban tertimbun.
BNPB mencatat dari total korban meninggal dunia, 17 jenazah telah berhasil diidentifikasi, sementara tujuh potongan tubuh masih menunggu proses identifikasi oleh tim DVI.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Roy Suryo Bersumpah: Demi Allah Lembar Pengesahan Skripsi Jokowi Tidak Ada
Prabowo Perintahkan Audit Empat RS Papua Usai Tragedi Ibu Hamil
Ahmad Ali Terang Benderang Lecehkan Megawati
Langkah Hukum Jokowi Hadapi Isu Ijazah Bisa Jadi Bumerang