"Pilpres 2024 ini unik, strategi keras dalam pilpres-pilpres sebelumnya sudah tidak lagi dimainkan, kita ingat Pilpres 2014 apalagi 2019 itu begitu keras karena terbelah antara kaum agama fundamentalis dan nasionalis," jelas Denny.
"Lawan politik sekarang pakai strategi mendekat, merangkul, membelah dan menghancurkan. Dua kali kekalahan pasca Presiden SBY membuat lawan politik sekarang mengubah strategi berhadapan dengan strategi kuda troya, memasukkan virus ke aliran darah musuhnya," tambahnya.
Denny menyebut bahwa lawan politik saat ini berusaha masuk ke rumah musuhnya. Jika berhasil, maka ia akan merangkul simbol musuhnya dan melakuka propaganda. Jika demikian, keadaan ini sudah berbahaya.
"Strategi merangkul, maka dirangkullah simbol musuhnya dan melakukan klaim, bahkan propaganda agar orang percaya dirinya sama dengan simbol musuhnya. Ketika sudah masuk ke sini, situasi sudah berbahaya," pungkasnya.
Sumber: kontenjatim
Artikel Terkait
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Budi Arie Sama Saja Bunuh Diri Masuk Gerindra
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?
Jika Nekat Jadikan Gibran Cawapres 2029, Prof Ikrar Yakin Prabowo Pasti Keok, Ini Alasannya