"Saya pikir sudah waktunya sekarang berpikir bagaimana menang. Seharusnya partai itu, kalau memang berpihak kepada rakyat, berpihak kepada perubahan, maka yang dipikirkan adalah bagaimana menang. Bukan saya harus menyodorkan wakil presiden lagi," tuturnya.
Sementara menanggapi surat tulisan tangan Anies Baswedan yang seolah memprovos atau memilih AHY sebagai cawapresnya, sehingga Demokrat terus mendesak Anies segera mengumumkan, hal itu dinilai Gatot tidak cukup kuat dan legal.
"Harus diingat, kalau yang mengusung Anies hanya Demokrat maka boleh seperti itu. Yang mengusung ada NasDem, ada PKS, ada PKB sekarang, agar tuntas itu harus dirembuk bersama," katanya.
"Dalam kontrak-kontrak politik apapun itu, finalnya adalah pada saat hari terakhir pendaftaran yang sudah ditandatangani ketua dan sekjen, itu baru legal," tambahnya.
Menurut Gatot, Anies Baswedan termasuk politisi yang cerdas dan mengetahui strategi sehingga tidak mungkin mengumumkan wakilnya sejak awal.
"Kalau Anies sudah sampaikan wakilnya si A atau si B dari awal, maka antitesisnya akan dicari. Saya katakan pasti kalah," katanya.
Namun pemilihan Cak Imin sebagai bakal cawapres Anies Baswedan juga menyisakan persoalan.
Pertama soal elektabilitas, berdasarkan survei-survei, Cak Imin tak pernah tembus posisi atas, bahkan level menengah pun, popularitas Cak Imin tak pernah tembus.
Berbeda dengan AHY, elektabilitas Ketum Demokrat ini dinilai selalu tembus posisi atas bersama dengan bacawapres-bacawapres lain.
Selain itu citra Cak Imin sebagai tokoh perubahan tidak ada, Ketum PKB dinilai sebagai orang Istana.
Bahkan yang paling riskan Cak Imin dinilai sebagai 'pasien rawat jalan KPK' yang setiap saat bisa saja dibidik kasus-kasus hukumnya.
"Ini masih nuansa saja, belum pasti, karena baru dari Surya Paloh, belum dari PKS, istilahnya ini masih variabel. Tetapi saya lihat ini nuansa yang sangat bagus," katanya.
Menurut Gatot, dipilihnya Cak Imin akan membuat PKB menarik sebagian umat NU untuk memilih Anies Baswedan.
"Perkara nanti wakil presidennya, seharusnya semuanya bersabar. Tapi sambut ini dengan positif, sehingga kondisi perubahan ini sudah mendapatkan kekuatan baru," katanya.
Sumber: tvone
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh