NARASIBARU.COM - Publik diimbau untuk tidak mudah mempercayai hasil survei terekait pasangan calon alias paslon di Pilpres 2024.
Analis politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah mengatakan, hasil survei seharusnya tidak berfungsi untuk menggiring opini masyarakat, tetapi menggambarkan opini yang sudah mengemuka.
“Hanya saja dalam proses propaganda, pihak berkepentingan menggunakan data survei sebagai materi penggiringan, sehingga tidak bisa menilai bahwa upaya opini itu dilakukan oleh lembaga survei,” kata Dedi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (24/9).
Dedi memberikan contoh lembaga survei yang memasangkan pasangan Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil atau Prabowo Subianto-Erick Thohir yang dinilai sebagai penggiringan opini yang memiliki hajat untuk bisa disandingkan atau berpeluang untuk menjadi pendamping di 2024.
Artikel Terkait
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?
Jika Nekat Jadikan Gibran Cawapres 2029, Prof Ikrar Yakin Prabowo Pasti Keok, Ini Alasannya
Budi Arie Bakal Jadi Mata-mata Jokowi jika Bergabung ke Gerindra
Budi Arie dan Projo Baiknya Gabung ke PSI