Tujuannya, tidak lain memberikan jalan agar Gibran bisa berkontestasi di Pilpres 2024 mendatang.
Karena itu, pihaknya menilai putusan ini akan menciptakan oligarki baru yang dibangun Presiden Jokowi.
Sebagai simbol perlawanan, BEM SI Kerakyatan akan menggaungkan tagasr #cukupsudah.
"Saatnya kita menggaungkan #cukupsudah. Cukup sudah MK dicawe-cawe melanggengkan kekuasaan," kecamnya.
"Cukup sudah Presiden Jokowi cawe-cawe, mengobok-obok konstitusi untuk melanggengkan kekuasaan putra mahkotanya," sambung Melki.
Menurutnya, hal ini menjadi alasan bahwa rakyat tidak bisa tinggal diam.
"Cukup sudah berbagai penindasan dan kejahatan. Saatnya rakyat bergerak, bersuara, dan melawan," tegasnya.
Untuk aksi demonstrasi pada 20 Oktober 2023 itu, pihaknya akan lebih dulu melakukan konsolidasi.
Rencananya, konsolidasi akan digelar di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Selasa 17 Oktober 2023 besok.
"Tanggal 17 Oktober 2023 besok kami undang seluruh elemen masyarakat sipil rapat berkonsolidasi di kampus PNJ untuk melakukan perlawanan," ungkap Melki.***
Sumber: pojoksatu
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD