Sehingga, lanjut Basarah, tanpa harus diberhentikan, rakyat telah menganggap Gibran keluar dari PDIP. Sebab, sikap Gibran sudah berseberangan dengan kebijakan dan keputusan partai.
"Jadi tanpa harus diberhentikan secara resmi sebenarnya rakyat telah menganggap Mas Gibran keluar dari PDIP, karena telah mengambil keputusan keluar dari garis politik partai yang resmi," tuturnya.
Meski demikian, Basarah masih menunggu itikad baik dari putra sulung Presiden Joko Widodo itu setelah memutuskan maju sebagai bakal cawapres bagi Prabowo Subianto yang berbeda partai dan koalisi.
"Ya kita lihat bagaimana etika politik Mas Gibran untuk namanya menunjukkan itikad baiknya ketika dia secara resmi mengambil keputusan yang berbeda dari garis-garis politik resmi partai, yaitu mengusung Mas Ganjar dan Prof Mahfud MD," jelasnya.
"Maka setelah dia mengambil sikap, mengambil keluar dari aturan resmi partai, yang tersisa dari Mas Gibran itu adalah sebuah etika politik. Harusnya dia mengundurkan diri secara resmi ketika dia mengambil keputusan keluar dari keputusan PDIP melalui hak prerogatif Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri," demikian Ahmad Basarah.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD