Namun melihat realita saat ini, Mardigu menyebut action itu belum dilakukan AS. Dia menilai, dalam hitungan detik, negara adidaya itu bisa melakukan hal tersebut seperti tahun 1998 dalam menumbangkan rezim Soeharto.
Selain dua negara tersebut (AS dan China), Mardigu mengingatkan ada satu negara lagi yang bermain dalam Pilpres di Indonesia, yakni Singapura.
Hal itu dipertegas oleh Abraham Samad selaku host, yang menyebut ada uang dalam jumlah besar disimpan di Singapura dan siap digunakan oleh salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden (paslon).
“(Uang di Singapura) itu sudah bocor dimana-mana. Apakah itu dari asing atau oligarki, itu masih wallahualam. Tentu itu untuk paslon tertentu,” tutur Mardigu.
Bahkan dia menegaskan peran Singapura justru perlu diantisipasi, baik oleh para paslon maupun rakyat Indonesia.
“Saya melihat Singapura lebih powerfull ketimbang Tiongkok dan AS. Lebih powerfull dalam pilpres manapun. Negara ini seperti Israel di Timur Tengah. Negara ini ingin hidup 1000 tahun dan investasi terbesar ada di Indonesia,” bebernya.
“Singapura itu tidak mau ofensif, tidak mau perang dengan Indonesia, dia hanya ingin Indonesia stabil. Paslon harus menyadari dan masyarakat juga harus menyadari bahwa negara tetangga kita (Singapura) ingin survive,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi
Budi Arie Sama Saja Bunuh Diri Masuk Gerindra
Momen Prabowo Tanya Budi Arie, PSI atau Gerindra Kau?