Ia melanjutkan, "Upaya saya bertanya soal IKN, Anda iya atau tidak? Biar publik tahu, kemudian dia bisa menilai kenapa iya dan kenapa tidak? Atau soal pengadilan HAM, umpanya iya atau tidak sehingga publik akan nagih dari pesan-pesan itu."
Ganjar pun menyesalkan pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terjawab.
"Sayangnya kemarin tidak sampai pada posisi untuk meyakinkan itu. Kalau tempat, model apa saja bisa," pungkas Ganjar.
Baca Juga: Mahasiswa di Makassar Gelar Mimbar Demokrasi, Ungkit soal Putusan MK yang Sarat Kepentingan
Sebelumnya, Jumat (15/12), Waketum Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo atau Sara mengkritik venue hingga format debat Pilpres yang diselenggarakan KPU. Sara mengusulkan format debat diganti menjadi town hall meeting.
Sara awalnya mengkritik lokasi penyelenggaraan debat di luar ruangan atau outdoor. Dia mengatakan bahwa arena debat sangat panas karena dipenuhi dengan pencahayaan, namun tak ada AC.
"Sebenarnya ada banyak masukan yang mengharapkan format debatnya itu berubah, bukan format debat yang di mana tiga paslon berdiri. Ini apalagi yang mohon untuk dipahami oleh teman-teman di luar sana, kemarin itu bukan di dalam gedung. Kemarin itu bahkan outdoor yang itu sangat panas dengan spotlight, tidak ada AC sama sekali," kata Sara kepada wartawan, Jumat.
Wakil Komandan Fanta Bidang Pemilih Muda Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran ini juga menyinggung posisi capres yang berdiri saat capres lain berbicara. Dia menilai hal itu mungkin menimbulkan ketidaknyamanan.
"Tiga paslon ini, tiga capres ini diminta untuk berdiri tidak ada kursi, tidak ada istirahat pada saat yang lainnya berbicara. Jadi, saya bisa membayangkan bahwa itu mungkin menimbulkan ketidaknyamanan," katanya.
Sara mengusulkan format debat pilpres menjadi ala town hall meeting. Menurut dia, para pakar atau perwakilan lintas generasi dapat menanyakan sekaligus mendalami gagasan para capres.
Baca Juga: Soal Baliho Bertebaran di Mana-mana, Sekjen PSI Raja Juli Antoni: Silakan Baca Survei!
Komisi Pemilihan Umum telah menyelenggarakan debat pertama peserta Pilpres 2024 di Jakarta, Selasa (12/12) malam, dengan tema pemerintahan, hukum, HAM, pemberantasan korupsi, penguatan demokrasi, peningkatan layanan publik, dan kerukunan warga.
Debat diikuti tiga pasangan calon presiden dan wakil presiden, yakni nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Rangkaian debat akan dilanjutkan pada tanggal 22 Desember 2023, 7 Januari 2024, 21 Januari 2024, dan 4 Februari 2024.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sinarharapan.co
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD