Ia menuturkan, buku itu memberikan gambaran aspek antropologis, sosiologis, dan juga historis tentang perjuangan wong cilik dan petani di dalam menghadapi penindasan, khususnya pada masa kolonialisme Belanda.
"Maka dengan buku ini PDI Perjuangan juga mendapatkan suatu karya akademis dengan metedologi yang belajar dari bawah, dari kehidupan wong cilik itu sendiri diangkat menjadi suatu karya intelektual yang diharapkan juga mengilhami seluruh anak bangsa di dalam memperjuangkan wong cilik," ungkap Hasto.
Hasto mengutarakan, negara sebesar Tiongkok dengan penduduk berjumlah 1,6 miliar mampu mengatasi kemiskinan ekstrem. Karena itu, pihaknya bersama capres-cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berharap mampu mewujudkan kemiskinan hingga nol persen.
"Bahkan Pak Ganjar memberikan fundamen yang lebih baik dimana melalui pendidikan, melalui pendidikan vokasi, melalui satu keluarga miskin satu sarjana itu nanti akan memberikan suatu loncatan bagi wong cilik. Tidak hanya melalui bansos, melalui BLT, melalui KIS, KIP, KTP Sakti. Buku ini sangat menarik sehingga menjadi bacaan wajib bagi seluruh kader-kader PDI Perjuangan di dalam menegaskan komitmennya terhadap wong cilik," pungkas Hasto.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Prabowo Ambil Alih Tanggung Jawab Whoosh? Tunggu Dulu! Puan Mau Bongkar-bongkaran soal Keputusan di Era Jokowi
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh