"Itulah esensi pemilu lima tahunan. Jadi ini bukan soal meneruskan atau tidak meneruskan yang dikerjakan kemarin. Ini soal mencapai tujuan bernegara. Jadi pertanyaannya bukan mau diteruskan atau tidak, tapi mau mencapai janji itu [atau tidak]. Itulah pegangan kita," tegasnya.
Anies menyebut, saat berhenti sejenak lima tahun sekali itu, perlu dilihat lagi apakah langkah bangsa ini sudah sesuai dengan janji kemerdekaan atau belum. Jika belum, tugas selanjutnya adalah meluruskan kembali langkah bangsa agar bisa cepat sampai ke tujuan.
"Ketika arahnya terasa melenceng ya kita luruskan. Ini proses normal yang harus kita jalani. Jadi bagi yang sekarang bertugas, jangan pernah khawatir karena tugasnya akan selesai, dan itu proses lima tahunan," tutupnya.
Sebelumnya, dalam sejumlah survei, hingga Mei 2023, mayoritas masyarakat Indonesia masih merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Sehingga, mayoritas masyarakat Indonesia disebut ingin presiden yang bisa melanjutkan kinerja Jokowi.
Jokowi juga sebelumnya mengakui ia melakukan cawe-cawe di Pilpres 2024 demi bangsa Indonesia. Menurut penjelasan pihak Istana, salah satu alasannya adalah karena Jokowi berharap pemimpin nasional ke depan bisa mengawal dan melanjutkan kebijakan-kebijakan strategis di era pemerintahannya, misalnya pembangunan Ibu Kota Negara, hilirisasi, hingga transisi energi bersih.
Sumber: kumparan
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD