NARASIBARU.COM -Rasa trauma jagoannya kalah melawan Anies Baswedan membuat Presiden Joko Widodo merasa perlu ikut cawe-cawe di Pilpres 2024. Tujuannya, agar kekalahan yang sama tidak kembali terjadi.
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, pernyataan cawe-cawe Jokowi merupakan bentuk kepanikan, sehingga harus melontarkan kata-kata yang menjadi bahasa kalbunya.
"Ini kan bentuk sebuah kepanikan Jokowi sehingga tidak dapat ditutup-tutupi oleh siapapun. Jokowi mengkhawatirkan adanya sesuatu yang akan menghambat apa yang telah coba dilakukan pada saat pemerintahannya," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (2/6).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini menilai, sikap Jokowi tersebut sangat berlebihan, karena Jokowi sudah dua periode, sehingga seharusnya tidak ada kepentingan lagi selain memberikan legacy yang baik di ujung pemerintahannya.
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD
Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar
Reaksi Jokowi Usai Tahu Logo Wajahnya Dibuang Ormas Projo
Soal Projo Merapat ke Gerindra, Pengamat Sebut Strategi Penyusupan Jokowi