Ray Rangkuti mengurai bahwa salah satu kontrol dalam pemilu adalah para caleg. Tanpa keterlibatan caleg oligarki bisa lebih mudah masuk ke partai.
Oligarki, sambungnya, tidak perlu mengendorse langsung ke caleg yang diinginkan. Sementara partai sebagai penentu pileg bisa langsung bernegosiasi dengan oligarki tentang siapa caleg yang disepakati.
“Di situ kartel muncul. Jadi kalau ada yang bilang proporsional terbuka berbiaya besar, nah berapa biaya yang dikeluarkan kalau tertutup? Uang gede nggak keliatan gitu loh karena di bawah meja semua, nomor satu 10 miliar, nomor dua 7 miliar? Semua di bawah kursi,” tegasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Prabowo Ksatria Ambil Alih Beban Utang Whoosh
Adies Kadir Tancap Gas Tangani Sengketa Lahan Usai Dipulihkan MKD
Surya Paloh Belum Beniat PAW Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach
Projo Pindah Koordinat Kekuasaan dengan Merapat ke Gerindra