NARASIBARU.COM - Pegiat media sosial Eko Widodo menyoroti pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy atau Romy yang menegaskan bahwa faktor kesalehan bukanlah ukuran dalam memilih pemimpin.
Hal tersebut ditanggapi Eko Widodo melalui akun Twitter pribadi miliknya. Dalam cuitannya, Eko Widodo pun menegaskan bahwa dalam memilih pemimpin justru mesti yang faham agama.
"Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyah justru menekankan memilih pemimpin yang faham agama bukan ahli maksiat sebab agama dan negara tidak dapat dipisahkan..," ungkap Eko Widodo dikutip WE NewsWorthy dari akun Twitter pribadi miliknya, Jumat (12/5).
Loyalis Anies Baswedan ini pun mengatakan bawha Romy sedang mencari pembenaran hingga berdusta.
"Romy telah berdusta nonton bokep pun dicari dalil pembenarannya!!," tandasnya.
Imam al-Mawardi dalam al-Ahkam al-Sulthaniyah justru menekankan memilih pemimpin yg faham agama bukan ahli maksiat sebab agama & negara tdk dapat dipisahkan..Romy telah berdusta nonton bokep pun dicari dalil pembenarannya!! pic.twitter.com/HjtEr09wNi
β π΄πΊπΎ π πΈπ³πΎπ³πΎ (@ekowboy2) May 11, 2023Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP Muhammad Romahurmuziy alias Romy menyebut kriteria memilih Pemimpin bukan berdasarkan dia maksiyat atau tidak, dia sholeh atau tidak.
"Seorang Pemimpin yang ahli maksiyat masih memiliki hak untuk ditaati, sepanjang dia tidak melarang kebebasan beragama," ujar Romy dalam acara Catatan Demokrasi TvOne (9/5/2023).
Menurut Romy, kualitas pemimpin tidak hanya diukur dari kesolehan.
"Jadi persoalannya adalah kualitas dan kapasitas memimpin, bukan kesolehan, jadi jangan menyoal wah ini suka lihat film bokep... ini bukan ukuran (dalam memilih pemimpin)," pungkasnya.
Sumber: newsworthy
Artikel Terkait
Beredar Kabar Ahmad Muzani Bakal Gantikan Tito Karnavian Jadi Mendagri
Digoyang Isu Munaslub Golkar, Ingat Lagi Cerita Jokowi Tak Berdaya Hadapi Manuver Bahlil
HUT RI Bukan 17 Agustus? Ini Argumen Mengejutkan Sejarawan Anhar Gonggong!
HEBOH Keponakan Prabowo Sebut Rakyat Minta Lapangan Kerja Bermental Kolonial, Publik Berontak!