Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh tidak efisien dan berpotensi terus merugikan negara. Proyek tersebut bahkan telah mencatat kerugian mencapai Rp4,1 triliun dalam satu tahun operasionalnya.
Demikian dikatakan analis politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun dalam dialog Rakyat Bersuara di iNews, dikutip Rabu 22 Oktober 2025.
“Pembangunan dari awal sebetulnya tidak memenuhi syarat bahwa ini dijalankan dengan prinsip good governance," kata Ubedilah.
Bahkan, kata Ubedilah, beberapa pengamat kebijakan publik mengatakan bahwa Whoosh ini tidak menguntungkan dan bahkan berpotensi terus-menerus rugi.
Menurutnya, sejak mulai beroperasi pada akhir 2023, KCJB sudah mencatat kerugian Rp4,1 triliun pada tahun pertama 2024. Sementara pada semester pertama 2025, kerugian kembali tercatat sebesar Rp1,6 triliun.
“Ternyata dalam satu tahun sudah mengalami kerugian Rp4,1 triliun di Semester pertama 2025, itu 2024, karena kan beroperasi sekitar akhir 2023 ya, ternyata rugi 4,1 triliun dalam 1 tahun. Sekarang semester 1, sudah rugi Rp1,6 triliun,” kata Ubedillah.
“Jadi ini memang proyek rugi. Dan itu menjadi beban apalagi ketika kemudian dialihkan kepada APBN begitu,” sambungnya.
Sumber: rmol
Foto: Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) Whoosh. (Foto: Istimewa)
Artikel Terkait
Mobil Misterius Tabrak Pagar Gedung Putih, Tak Jauh dari Kediaman Trump
Viral! Siswi SMP di Muratara Sumsel Di-bully Teman, Dianiaya Brutal hingga Diejek
Whoosh Jadi Pintu Masuk Invasi China ke RI
Purbaya Ungkap Bobroknya Tata Kelola Daerah: Ada Suap Audit BPK, Jual Beli Jabatan, hingga Proyek Fiktif BUMD!