#Bodong

Faizal Assegaf: Megawati Terlibat Dalam Skandal Ijazah Palsu Jokowi

News

Faizal Assegaf: Megawati Terlibat Dalam Skandal Ijazah Palsu Jokowi

Kamis, 20 Maret 2025 | 21:40 WIB
Faizal Assegaf: Megawati Terlibat Pemufakatan Jahat dalam Skandal Ijazah Palsu Jokowi

Politik

Faizal Assegaf: Megawati Terlibat Pemufakatan Jahat dalam Skandal Ijazah Palsu Jokowi

Kamis, 20 Maret 2025 | 21:35 WIB
Crazy Rich si Raja Voucher Diduga Terjerat Kasus Dugaan Penipuan Investasi Bodong Rp 3,2 Miliar

News

Crazy Rich si Raja Voucher Diduga Terjerat Kasus Dugaan Penipuan Investasi Bodong Rp 3,2 Miliar

Rabu, 19 Maret 2025 | 21:30 WIB
Crazy Rich si Raja Voucher Diduga Terjerat Kasus Dugaan Penipuan Investasi Bodong Rp3,2 Miliar

Hukum

Crazy Rich si Raja Voucher Diduga Terjerat Kasus Dugaan Penipuan Investasi Bodong Rp3,2 Miliar

Rabu, 19 Maret 2025 | 20:00 WIB
Megawati dan Jokowi Disebut Wariskan Kehancuran Negara, Ini Alasannya!

Politik

Megawati dan Jokowi Disebut Wariskan Kehancuran Negara, Ini Alasannya!

Rabu, 19 Maret 2025 | 14:00 WIB
Buntut Kasus Disertasi Bahlil, Rektor Tak Berdaya, Prof Kiki: UI Lebih Kotor Dari Pabrik Kaleng!

News

Buntut Kasus Disertasi Bahlil, Rektor Tak Berdaya, Prof Kiki: UI Lebih Kotor Dari Pabrik Kaleng!

Selasa, 18 Maret 2025 | 15:15 WIB
Buntut Kasus Disertasi Bahlil, Rektor tak Berdaya, Prof Kiki: UI Lebih Kotor dari Pabrik Kaleng

Metro

Buntut Kasus Disertasi Bahlil, Rektor tak Berdaya, Prof Kiki: UI Lebih Kotor dari Pabrik Kaleng

Selasa, 18 Maret 2025 | 06:40 WIB
Dokter Detektif Sebut Shella Saukia Punya Ajudan Brimob: Apa Jabatannya Sampai Bisa Dapat Polisi?

News

Dokter Detektif Sebut Shella Saukia Punya Ajudan Brimob: Apa Jabatannya Sampai Bisa Dapat Polisi?

Sabtu, 15 Maret 2025 | 13:35 WIB
Diisukan Kawin Kontrak dengan Sarah Maria, dr Oky Pratama Tetap Kasih Duit Sebesar Ini buat Anak

News

Diisukan Kawin Kontrak dengan Sarah Maria, dr Oky Pratama Tetap Kasih Duit Sebesar Ini buat Anak

Jumat, 14 Maret 2025 | 16:45 WIB
Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

News

Ekonom: Hary Tanoe Keliru Bedakan NCD dan ZCB

Kamis, 13 Maret 2025 | 23:50 WIB
Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

News

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 21:10 WIB
Klarifikasi Elnusa Soal Mobil Tangki Pemalsuan BBM di Medan, Logo Perusahaan Dipasang Ilegal

News

Klarifikasi Elnusa Soal Mobil Tangki Pemalsuan BBM di Medan, Logo Perusahaan Dipasang Ilegal

Sabtu, 08 Maret 2025 | 21:35 WIB
Sempat Berkilah Broker, Kini Kepemilikan NCD Hary Tanoe Dibongkar CMNP

News

Sempat Berkilah Broker, Kini Kepemilikan NCD Hary Tanoe Dibongkar CMNP

Sabtu, 08 Maret 2025 | 20:50 WIB
Skandal Sertifikat di Atas Pagar Laut PIK, Khozinudin Sebut DPR Dibohongi: Menteri Mengamankan Kepentingan Oligarki!

Hukum

Skandal Sertifikat di Atas Pagar Laut PIK, Khozinudin Sebut DPR Dibohongi: Menteri Mengamankan Kepentingan Oligarki!

Jumat, 07 Maret 2025 | 20:15 WIB
Modus Dwi Rahayu, Istri Anggota TNI AD yang Tipu-tipu Investasi Bodong, Korbannya Pensiunan TNI

Peristiwa

Modus Dwi Rahayu, Istri Anggota TNI AD yang Tipu-tipu Investasi Bodong, Korbannya Pensiunan TNI

Selasa, 04 Maret 2025 | 21:10 WIB
Jaksa Azam Akhmad Akhsya Ditangkap, Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

News

Jaksa Azam Akhmad Akhsya Ditangkap, Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

Senin, 03 Maret 2025 | 21:40 WIB
Bukannya Kembalikan, Jaksa & Pengacara Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

Hukum

Bukannya Kembalikan, Jaksa & Pengacara Tilap Rp 11,5 Miliar Uang Barang Bukti Kasus Robot Trading

Senin, 03 Maret 2025 | 19:50 WIB
KKP Cuma Sasar Kades Kohod Soal Pagar Laut Tangerang, KIARA: Investigasi Bodong!

Hukum

KKP Cuma Sasar Kades Kohod Soal Pagar Laut Tangerang, KIARA: Investigasi Bodong!

Minggu, 02 Maret 2025 | 13:55 WIB
Pengamat Prediksi Kasus Mega Korupsi Pertamina Memungkinkan Terjadi di Danantara

News

Pengamat Prediksi Kasus Mega Korupsi Pertamina Memungkinkan Terjadi di Danantara

Sabtu, 01 Maret 2025 | 11:30 WIB
Kejati Jakarta Tangkap Pengacara Korban Robot Trading Fahrenheit

News

Kejati Jakarta Tangkap Pengacara Korban Robot Trading Fahrenheit

Jumat, 28 Februari 2025 | 16:25 WIB
Kasus Korupsi Pertamina Bisa Tembus Rp 968,5 Triliun, Hardjuno Wiwoho: Bom Waktu Potensi Korupsi di Danantara

News

Kasus Korupsi Pertamina Bisa Tembus Rp 968,5 Triliun, Hardjuno Wiwoho: Bom Waktu Potensi Korupsi di Danantara

Kamis, 27 Februari 2025 | 22:40 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

News

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:55 WIB
Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

News

Jokowi Percaya Diri Tak Diadili

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:05 WIB
Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

News

Jokowi Terlalu Perkasa Untuk Diadili?

Selasa, 25 Februari 2025 | 21:36 WIB
Wilayah Pati Kembali jadi Sorotan Usai Polisi Sita 17 Motor Bodong, Netizen: Terbukti Kampung Maling

News

Wilayah Pati Kembali jadi Sorotan Usai Polisi Sita 17 Motor Bodong, Netizen: Terbukti Kampung Maling

Selasa, 16 Juli 2024 | 16:46 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Terjaring OTT KPK, Anak Buah Cak Imin Ini Punya Harta Rp4,8 Miliar
2

Prabowo Tegaskan Whoosh Tidak Bermasalah, Negara Sanggup Bayar
3

Ahmad Sahroni Cerita Jatuh dari Plafon Saat Rumahnya Dijarah
4

Media Israel: Netanyahu Lakukan Ritual Penyembelihan Sapi Merah Suci
5

Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
6

Andre Taulany dan Natasha Rizky Terlalu Akrab, Desta Cemburu?
7

3 Tahun Nganggur, Sule Sentil Sosok Artis yang Jadi Biang Kerok, Kini Andalkan Penghasilan di TikTok
8

Ekonom Deteksi Rencana Jahat di Proyek Whoosh Bengkak 1,2 Miliar USD
9

Siap Tanggung, Prabowo Minta Jalur Whoosh Dilanjut hingga Banyuwangi Jawa Timur
10

Saut Situmorang: Luhut jadi Dewa Penyelesaian Kebusukan Whoosh
11

UAS Kutip Hadist Usai Gubernur Riau Abdul Wahid yang Didukungnya Kena OTT KPK
12

Prof Henri Balik Badan Kritik Jokowi: Anaknya Belum Siap, Direkayasa Dipaksakan jadi Wapres
13

Respons Keras Said Didu saat Prabowo Sebut Bertanggung Jawab atas Whoosh: Presiden Cabut Taring Purbaya!
14

AHY Pastikan APBN Bakal Ikut Menanggung Utang Whoosh
15

Nasib Gubernur Riau Abdul Wahid Segera Diumumkan KPK