Menurut Laiskodat, NTT miskin karena masyarakat memilih pemimpin yang tidak ada otak dan tidak ada hati untuk memikirkan kesejahteraan masyarakat.
"Sehingga kita dari tahun ke tahun kenapa miskin terus: jalan tidak ada, air tidak ada, pendidikan tidak jalan, karena kita punya pemimpin otaknya tidak ada," kritiknya.
Baca Juga: 4 Tips Menerapkan Desain Wabi Sabi di Rumah: Baik-baik saja dengan ketidaksempurnaan
Dirinya menjelaskan, Pemilu itu lima tahun sekali untuk memilih para pemimpin yang tepat, sehingga masyarakat harus memanfaatkan kesempatan untuk memilih secara bijak.
"Pemilu itu 5 tahun dan kalau salah pilih kita tunggu 5 tahun. Menyapa NTT dari tahun ke tahun susah, karena kita terlalu anggap reme cara pilih. Kita hanya mau menyenangkan kotong pung (Kita Punya, red) diri. Orang datang kasih uang omong-omong senang. Kita su pilih itu orang dan dia pergi tidak datang lagi. Kenapa? Karena dia sudah bayar lunas. Dia sudah bagi uang bapa mama sudah pilih abis dia tidak punya beban," ungkapnya.
Baca Juga: 7 Karakter Rumah Modern Ala Jepang yang Nyaman & Menenangkan
Ia mengajak masyarakat tidak salah memilih orang yang hatinya tidak ada, karena NTT adalah tempat yang orang tidak suka datangi.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: galerisumba.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?