Analisis terkini juga menunjukkan aktifitas Madden-Julian Oscillation (MJO) berada di kuadran 4, didukung oleh pertemuan arus angin di wilayah Jawa.
Hasil analisis vertikal kelembapan udara menunjukkan ketinggian 1.5 – 5.5 km (level 850 - 500 mb) dengan kelembapan berkisar antara 70 – 95 persen.
Hal ini memacu pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY bagian Utara hingga Tengah pada siang-malam hari.
"Hal ini menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan dapat terjadi di wilayah DIY bagian Utara hingga Tengah pada siang-malam hari," ucap Warjono.
Pada 18 Januari 2024, potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi melanda Sleman, Kulonprogo bagian utara, dan Gunungkidul bagian utara.
Sementara pada 19 Januari 2024, potensi hujan serupa berpotensi terjadi di Sleman, Kulon Progo bagian Utara-Tengah, dan Gunungkidul bagian Utara.
Warjono mengingatkan masyarakat untuk senantiasa waspada karena potensi hujan ini dapat disertai petir dan angin kencang.
BMKG Yogyakarta memperkirakan puncak musim hujan tahun 2024 akan terjadi pada bulan Februari mendatang.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: cakrawala.co
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?