Karenanya pihaknya segera melakukan pendataan. ”Mayoritas di sana padi yang baru selesai ditanam. Kami upayakan petani nanti mendapat benih bantuan pada musim berikutnya,” ujar dia.
Menurut dia, bantuan tak bisa langsung diserahkan ke petani terdampak. Selain persoalan waktu, juga musim tanam.
”Diberikan sekarang tidak mungkin, butuh waktu lama mulai membuat tempat persemaian dahulu sehingga musim tanam telat. Umur tanaman tidak sama dengan yang lain ini berisiko terserang hama tikus,” tutur Rony.
Diakui, musim hujan seperti sekarang ini beberapa wilayah rentan terdampak banjir. Namun, di tiga kecamatan itu selama ini terus menjadi langganan banjir tiap tahunnya.
Penyebabnya karena luapan air dari Afvoer Watudakon, dan beberapa anak saluran lainnya seperti Afvoer Kedungbajul juga meluap.
Baca Juga: Sudah Sepekan, Puluhan Hektare Sawah di Kesamben, Jombang Terendam Air, Petani Terancam Tanam Ulang
”Ini masih kita bahas bersama, dengan petani dan Hippa (Himpunan petani pemakai air), serta dinas PUPR, supaya ada solusi, karena Afvoer Watudakon ini ikut BBWS Brantas,” kata Rony.
Seperti diberitakan sebelumnya, luapan air dari Afvoer Watudakon dan Afvoer Kedungbajul merendam sedikitnya 180 hektare areal persawahan di Kecamatan Kesamben dan Kecamatan Peterongan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarjombang.jawapos.com
Artikel Terkait
MBG di Boyolali Disabotase: Ratusan Paket Ditarik, Ada Orang Asing Masuk Kelas!
Biar Bosmu Tahu! Viral Bobby Nasution Razia Truk Pelat Aceh di Sumut Demi Kejar PAD Triliunan
VIRAL Kain Kafan dan Kerangka Manusia Berserakan di Area Proyek Tangerang
Fakta-Fakta Kesiapan IKN Jadi Ibu Kota Politik 2028, Cuma Cuap-Cuap Belaka?