NARASIBARU.COM - Masa kampanye Pilpres 2024, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menyerukan janji 19 juta lapangan kerja. Seiring hal itu,publik menagih janji kampanye tersebut.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Immanuel Ebenezer menyatakan masih optimistis janji kampanye Presiden Prabowo Subianto untuk menciptakan 19 juta lapangan kerja masih mungkin terealisasi.
Namun, ia menegaskan keberhasilan target ambisius tersebut sangat bergantung pada stabilitas kondisi ekonomi global dan iklim investasi di Indonesia.
“Nah masalahnya kan kondisi global ini lagi hancur-hancuran. Memang Pak Prabowo Tuhan bisa ngeliat ke depan. Ada yang tau Presiden Amerika sekarang Donald Trump, kan ga ada yang tau. Semua kan gambling semua,” ujar Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker), Immanuel Ebenezer, di Kantor Kemenaker Jakarta, ditulis Jumat, (15/8/2025).
Wamenaker Immanuel Ebenezer menuturkan, gejolak perekonomian global menjadi hambatan terbesar dalam menciptakan lapangan kerja baru.
Dia menuturkan, faktor seperti perang tarif yang dipicu kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memberikan tekanan bagi industri di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Ia juga menegaskan bahwa pernyataan 19 juta lapangan kerja disampaikan dalam konteks kondisi global yang stabil.
Sedangkan, di situasi global sekarang imbas dari perang tarif Trump banyak sektor yang tutup.
Pemerintah Upayakan Realisasi 19 Juta Lapangan Kerja
Wamenaker menjelaskan pemerintah terus mendorong proyek-proyek berbasis investasi sebagai sumber penciptaan lapangan kerja.
“Ya begini, pokoknya pemerintah sedang melakukan upaya ya maksimal terkait misalnya proyek-proyek berbasisnya investasi. Setiap proyek itu kan pasti basisnya adalah ada rekruitment tenaga kerja,” ujar Wamenaker.
Noel mengatakan bahwa dirinya sempat berdiskusi dengan pelaku industri tekstil.
Dia memberikan contoh langkah pemerintah mencabut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 yang sebelumnya dikeluhkan para pelaku industri tekstil. Aturan tersebut dinilai mengganggu pelaku industri.
“Ini kan hari ini kita lihat kawan-kawan pemain tekstil kan sudah cukup nyaman lah ya dengan dicabutnya Permendag Nomor yang kemudian ada pembatasan pertek-pertek yang mengganggu kawan-kawan industri ini,” ujarnya.
Beri Waktu
Ia juga mengatakan, penciptaan jutaan lapangan kerja tidak bisa dilakukan secara instan.
"Enggak mungkin pemerintah hari ini seperti pemerintah yang dikasih mandat dari Tuhan langsung bisa menyelesaikan. Gak begitu. Semua itu kan berproses. Kita tunggu prosesnya. Kita gak bisa menjadi bangsa instan,” ungkapnya.
Ia pun meminta masyarakat memberikan waktu bagi pemerintah untuk mengeksekusi rencana besar tersebut.
Selain tekstil, sektor manufaktur lain juga menjadi perhatian Presiden.
Karena banyak industri yang tidak bertahan, bukan hanya di industri manufaktur atau tekstil saja, melainkan juga industri media.
"Saya belum berani memberi sebuah target ya. Tapi yang penting bahwa kita sebagai pemerintah sedang melakukan upaya. Semaksimal mungkin. Pasti yang terbaik lah. Gak mungkin kita mau berhalu," ujar dia.
Sumber: Liputan6
Artikel Terkait
Utang Luar Negeri RI Capai Rp7.019 Triliun per Juni 2025
KACAU! Rentetan Blunder Sri Mulyani Dalam Sepekan: Gaji Guru Jadi Beban, Pajak Disamakan Zakat
10 Pemimpin Terkaya di Dunia, Salah Satunya Memiliki Kekayaan Senilai Rp3.227 Triliun!
Prabowo Hadapi Warisan Buruk Penerimaan Negara Bocor Rp782,68 Triliun per Tahun