Wayan Adi Aryanta selaku pengacara Sumerti mengatkan bahwa secara administrasi kependudukan Sudiana tidak diperbolehkan memiliki dua KTP dengan domisili di kabupaten atau kota yang berbeda.
Baca Juga: Rilis Resmi Harga Tiket, Pengamat: Berikan Permainan dan Performa Terbaik
Pihaknya menduga Disdukcapil Denpasar menggunakan data-data palsu terkait Sudiana saat proses penerbitan KTP kota tersebut. "Sudah jelas, mengarah ke pemalsuan data,"ucap Adi Aryanta Kamis (11/1/2024)
Hal senada juga dijelaskan oleh saksi ahli dalam persidangan Rabu (10/1/2024) yaitu Putu Yudiatmika selaku Kabid Pelayanan Pencatatan Sipil.
Dalam sidang yang dipimpin Hakim Ketua Simon Seran tersebut, Putu Yudiatmika selaku Kabid Pelayanan Pencatatan Sipil yang hadir sebagai saksi ahli menjelaskan segala pertanyaan yang dilontarkan oleh pihak penggugat.
Baca Juga: Hilmun Nabi Heran, Masalah Sampah Tak Selesai, Usul Bentuk BUMD dengan Dana APBD Jika Terpilih
“Jika dia penduduk kota A, kemudian pindah ke kota B, jika dia bohong terus membuat identitas di kota B apa bisa?,” tanya kuasa hukum.
“Tidak bisa. Karena ada sistem SIAK. SIAK berfungsi sebagai security. Jadi akan ditolok sistem kecuali dia melakukan mutasi atau perpkndahan domisili,”jelas saksi ahli ditengh persidangan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarbali.jawapos.com
Artikel Terkait
Usai Tersangkakan Nadiem, Nurcahyo Jabat Kajati Kalteng
Akhir Pelarian Anggota Resmob ‘Abal Abal’, Tipu Ratusan Ternyata Buat Ini
Ira Puspadewi Tak Bisa Disamakan dengan Tom Lembong
Anak Riza Chalid soal Kasus Minyak Mentah: Ayah Saya Tak Terlibat!