Pakar HTN Feri Amsari Kritik Keras Gibran: Karpet Merah Hanya Untuk Satu Anak Muda?

- Senin, 16 Juni 2025 | 13:30 WIB
Pakar HTN Feri Amsari Kritik Keras Gibran: Karpet Merah Hanya Untuk Satu Anak Muda?




NARASIBARU.COM - Pakar Hukum Tata Negara, Feri Amsari, kembali menyampaikan kritik tajam terhadap Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam sebuah diskusi televisi yang tayang baru-baru ini.


Dalam pernyataannya, Feri menyoroti kejanggalan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menjadi dasar hukum Gibran bisa maju sebagai calon wakil presiden pada Pilpres 2024.


Menurut Feri, putusan MK tersebut tidak pernah melalui proses yang wajar, khususnya dalam hal pembuktian hukum. 


Ia menyebut bahwa perkara tersebut langsung diputus tanpa melewati tahapan sidang pembuktian sebagaimana mestinya.


“Perkara putusan MK yang mengabulkan bahwa Gibran memenuhi syarat, tidak pernah disidangkan dalam perkara pembuktian di MK. Dari daftar, langsung putusan,” tegas Feri dalam acara tersebut, dikutip Minggu (16/6/2025).


Feri kemudian menyentil publik yang dinilainya tidak memahami persoalan secara utuh. 


Ia menilai banyak orang hanya mengandalkan asumsi tanpa mengetahui proses hukum yang sesungguhnya terjadi.


“Apa yang Anda mau katakan soal kebohongan dan fakta baru ini? Saya pertanggungjawaban dunia akhirat,” ucapnya lantang di hadapan publik.


Dalam kesempatan yang sama, Feri juga melukiskan kondisi politik saat ini dengan narasi getir. 


Ia membagi pelaku politik menjadi tiga golongan: mereka yang pragmatis, mereka yang suka menjilat, dan mereka yang tetap memegang idealisme meski harus berjalan sendiri.


“Saya melihat banyak anak muda yang baru, mencoba menjilat sekaligus pragmatis untuk mendapatkan keuntungan,” tuturnya.


Ia pun menyentil ketimpangan akses kekuasaan bagi anak muda. Menurutnya, hanya Gibran yang diberi jalur istimewa untuk masuk ke lingkaran kekuasaan.


“Cuma satu anak muda yang boleh dapat karpet merah ini, yang namanya Gibran Rakabuming Raka. Saya tanyakan, berapa banyak anak muda pintar dengan segala prestasinya, apakah mereka dapat karpet merah ini?” ungkap Feri penuh kritik.


Ia menekankan bahwa masih banyak anak muda dari keluarga tidak mampu yang seharusnya mendapatkan kesempatan yang sama, namun tak pernah diberi ruang.


Lebih jauh, Feri menyayangkan jika konstitusi dijadikan alat untuk memenuhi ambisi pribadi. 


Ia menyebut hal tersebut sebagai bentuk manipulasi paling buruk dalam sistem demokrasi.


“Orkestrasi apa yang paling buruk? Menurut saya adalah mengorkestrasi konstitusi dan UU untuk keuntungan pribadi, keluarga sendiri,” pungkas Feri.


👇👇



Sumber: Fajar

Komentar