Kepala Tim Kerja Gerakan Tanah PVMBG Oktory Prambada mengatakan lokasi kejadian sebetulnya masuk zona kerentanan gerakan tanah rendah, namun berada dekat dengan sungai besar dan sempat diguyur hujan lebat.
"Itu fenomena tarikan sungai karena memang lagi curah hujan tinggi, sehingga daerah sempadan tertarik oleh air," kata dia dikutip dari suara.com, Senin 8 Januari 2024.
Oktory menjelaskan daerah sempadan sungai memang punya potensi mengalami bencana geologi berupa gerakan tanah karena litologi tanah aluvium atau endapan.
Hujan lebat mengakibatkan kenaikan volume sungai, sehingga arus air yang deras menggerus wilayah sempadan sungai dan menimbulkan gerakan tanah.
"Makanya, (bentuk gerakan tanah) seperti longsor-longsor kecil yang berundak," jelas dia.
Oktory mengimbau masyarakat yang bermukim pada kawasan sempadan sungai agar selalu waspada saat musim hujan tiba, karena ancaman bukan saja datang dari banjir, tetapi juga gerakan tanah.***
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: metropolitan.id
Artikel Terkait
Muncul Lagi ke Publik, Sahroni Ngaku Sembunyi di Plafon saat Rumah Dijarah: Saya Jatuh, Kolor Saya Diambil
Tawuran di Sawangan Depok, Dua Pelajar Sekarat di Jalan Kena Bacok
Motor Bermasalah Diisi BBM Pertalite, Pertamina Siapkan Ganti Rugi
Rini Soemarno Ikut Bertanggung Jawab Proyek Kereta Cepat