Sikat Habis Premanisme, Hendropriyono Sarankan Polri Tiru Cara Jepang atasi Yakuza

- Kamis, 08 Mei 2025 | 13:30 WIB
Sikat Habis Premanisme, Hendropriyono Sarankan Polri Tiru Cara Jepang atasi Yakuza


NARASIBARU.COM
- Mantan Kepala BIN Hendropriyono mengusulkan Polri meniru cara Jepang mengatasi Yakuza untuk berantas premanisme. Adapun soal Hercules yang baru-baru ini berseteru dengan Gatot Nurmantyo, Hendropriyono punya pendapat menarik.

Indonesia tengah dilanda darurat premanisme, media asing South China Morning Post (SCMP) bahkan secara gamblang memberitakan aksi preman yang mengganggu perusahaan mobil listrik China dan Vietnam di Indonesia.

“Indonesia’s EV revolution held hostage by ‘preman’ gangster problem (Revolusi EV Indonesia disandera masalah gangster ‘preman’),” tulis SCMP dalam judul artikel mereka.

“Para penegak hukum bayangan ini, yang telah lama menjadi momok bagi pedagang kaki lima dan usaha kecil, kini dituduh mengganggu pabrik senilai US$1 miliar milik produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, BYD,” tambah mereka.

Baca Juga
Dalam beberapa hari terakhir nama Ketua Umum Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Hercules juga mencuat di tengah perseteruannya dengan para purnawirawan TNI.

Hercules dengan blak-blakan menyebut Sutiyoso “sudah bau tanah” dan hendaknya tidak berbicara soal pemakzulan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka.

"Pak Sutiyoso itu sudahlah enggak usah nyinggung-nyinggung ormas (Organisasi masyarakat), kalau saya bilang bahasa saya mulutnya sudah bau tanah," kata Hercules.

Pernyataan tersebut lantas memantik amarah mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

“Saya sudah dua bulan lebih puasa bicara, tapi begitu soal Hercules, ini kurang ajar nih orang. Tidak tahu diri. Dia merasa paling hebat,” ujar Gatot dengan nada tinggi.

Gatot tidak hanya mengecam pernyataan Hercules sebagai tidak sopan dan tidak tahu etika, tapi juga menyinggung masa lalu Hercules sebagai mantan TBO (Tenaga Bantuan Operasi) yang bisa masuk ke Jakarta karena bantuan para purnawirawan juga.

“Ingat, kau dulu TBO. Kau bisa ke Jakarta pakai apa? Sudah purnawirawan juga yang bawa kau ke sini. Kok ngomong seenaknya? Tidak sopan,” tegasnya.

Hercules pun merespons pernyataan Gatot dengan menegaskan bahwa ia bukan lagi preman. Kini acara kegiatan keislaman dan sosial rutin digelar di rumahnya.

Menanggapi kegaduhan soal ormas dan premanisme ini mantan Kepala BIN Hendropriyono menyampaikan pendapatnya bahwa Indonesia hendaknya bisa meniru Jepang.

“Pada tahun 90an Jepang mengalami hal yang sama terhadap Yakuza. Penyelesaiannya yang pertama, selalu hadirnya pemerintah,” kata Hendropriyono dalam siniar bersama Prof. Rhenald Kasali.

Pasalnya kalau pemerintah tidak hadir akan ada situasi seperti zaman perang yang melahirkan banyak jagoan-jagoan perang. Lalu bagaimana cara pemerintah Jepang hadir?

“Akhirnya mereka (Jepang) punya regulasi khusus terhadap Yakuza. Tidak bisa dalam KUHP atau KUHAP perdata, tapi premanisme ini diatur dalam sesuatu yang khusus,” jelas Hendropriyono. 

Sebab tanggung jawabnya menyangkut bukan hanya pemerintah tapi juga masyarakat. Masyarakat diimbau untuk tidak memanfaatkan ormas dan harus menolaknya. 

“Maka harus ada payung hukumnya, masyarakat bisa langsung lapor ke polisi. Jepang juga dulu gitu ada polisi khusus untuk menangani preman,” ungkap mertua Andika Perkasa itu.

Adapun soal Hercules, Hendropriyono tak segan menyebutnya sebagai korban konspirasi Amerika yang saat itu mengompori Indonesia menyerang Timor Leste.

“Hercules dan para prajurit kita adalah korban dari konspirasi global yang nyuruh kita ke Tim-tim dulu siapa? Amerika,” terang Hendropriyono. 

Walaupun kemudian Hercules dianggap “berulah”, Hendropriyono meminta agar jangan dibunuh karakternya, tapi diarahkan.

“Karena Hercules ini dulu kita percaya memegang kunci gudang senjata dan peluru,” kata pria berusia 79 tahun itu.

“Saya bukan membela ya, saya tetap anti premanisme, tapi kita kan punya hati nurani. Soal ini kan kecil sebenarnya,” imbuhnya. (*)

Komentar