"Menyusup ke sendi-sendi kehidupan warga dan bernegara. Kelompok ini mulai mengubah pendekatannya dari hard menjadi soft approach. Dari strategi 'Bullet' menjadi 'Ballot Strategy'," jelas dia.
Ia menambahkan, strategi itu membuat masyarakat harus waspada. Sebab, bisa jadi di sekitar kita ada terorisme terselubung.
"Sel-sel terorisme ini di permukaan menggunakan jubah agama, sementara di bawah permukaan melakukan gerakan ideologi dalam ruang yang gelap secara sistematis, masif, dan terencana," tutur dia.
"Mereka terus melakukan konsolidasi, melakukan rekrutmen dan penggalangan dana dengan berbagai cara," sambungnya.
Sumber: kumparan
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!