"Kami Pengurus Pusat Tariu Borneo Bangkule Rajakng (TBBR) se-Kalimantan, meminta saudara Rocky Gerung untuk membuat surat pernyataan permohonan maaf secara terbuka di media elektronik atau media cetak," jelas Panglima Jilah.
Unggahan tersebut lantas ramai menarik perhatian publik, namun pada kolom komentar terlihat sejumlah netizen menyayangkan aksi yang dilakukan Panglima Jilah yang dinilai ikut terjun ke persoalan politik apalagi sampai menyebutkan Presiden adalah simbol negara.
"Maaf bang izin meluruskan, Presiden itu bukan simbol negara. Simbol negara yaitu bendera merah putih, bahasa Indonesia, Garuda Pancasila, lagu kebangsaan Indonesia Raya," tulis @onc***
"Seharusnya Panglima Dayak jangan terpancing, oleh kepentingan politik," tulis @kus***
"Panglima Jilah hutan udah pada dibabat dijadikan lahan sawit dan tambang batubara, lebih baik itu yang serius diurus daripada seorang (RG) Rocky Gerung," tulis @jul***
"Dengan tidak mengurangi rasa hormat, Alangkah bakarnya abang Panglima Jilah mohon jangan terlibat ke ranah politik, jabatan abang sebagai panglima lebih terhormat dibandingkan dengan beliau-beliau yang ada di dunia politik," tulis yang lainnya.
Sumber: suara
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!