"Semakin miris melihat postingan ini, apakah sudah tidak ada petani yang asli petani milenial di negeri ini???' ucap netizen lain miri.
"Bukan masalah ketika Lesti dikatakan anak petani dan pernah hidup sebagai anak petani, itu bukan dalam wilayah kekuasaan Lesti. Masalahnya adalah Kementerian memilih bukan karena kapasitas ilmu tapi karena kapasitas keterkenalan.
Ini jelas salah, peran duta itu bukan cuma soal bisa menyemangati petani, duta yang layak adalah mereka yang memang mendalami pertanian baik dalam lingkup akademik (punya latar belakang akademik) dan jiwa sosial dengan petani untuk menyambung lidah mereka.
Duta itu perantara yang seharusnya punya kapasitas intelektual, dia akan menghantarkan pesan petani kepada pemerintah dan pesan pemerintah kepada petani. Wajar kalau masyarakat meragukan, karena kapasitas Lesti adalah sebagai penyanyi, apakah Lesti paham bagaimana harga yang sedang miris di tingkat petani? Kekurangan gizi di keluarga petani? Akses pupuk yang langka di petani? Ketergantungan dosis pestisida yang tinggi di petani?
Bukan sekadar itu, apakah Lesti paham bagaimana seharusnya pemerintah memperlakukan petani? Ini juga tak kalah penting.
Rakyat mengomentari hal ini ya wajar, karena rakyat juga berpikir bagaimana harusnya hakikat duta dan termasuk perannya," jelas netizen lainnya.
"Stop menggunakan anggaran kementerian yang notabene dari uang rakyat untuk acara acara badut seperti ini!"
Sumber: suara
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!