BRIN: Jumlah Pekerja China Tak Sebanding Investasinya di RI

- Rabu, 01 November 2023 | 16:00 WIB
BRIN: Jumlah Pekerja China Tak Sebanding Investasinya di RI

NARASIBARU.COM - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyorot angka tenaga kerja asing (TKA) China yang jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah investasi China yang masuk ke Indonesia. Jika dibandingkan negara asing lain yang investasi ke Indonesia, TKA China jauh lebih banyak. 


Dilaporkan VOA Indonesia, Senin (30/10/2023), Peneliti Pusat Riset Politik BRIN Triyono mengatakan pekerja asing China mendominasi jumlah pekerja asing di Indonesia yang mencapai 59.320 orang atau sebesar 44,49 persen dari total pekerja asing. 


Ia mengutip data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan Singapura merupakan investor terbesar di Indonesia pada 2022 dengan investasi sebesar $13,28 miliar. Namun, Singapura hanya menempatkan pekerja mereka sebanyak 1.811 orang atau 1,35 persen. Hal tersebut tidak sebanding dengan China yang investasinya jauh lebih rendah, yaitu $8,22 miliar.


"Kita bisa melihat ternyata perbandingan jumlah investasi tidak selalu berbanding lurus dengan jumlah tenaga kerja yang dikirim ke negara kita," ujar Triyono dalam diskusi "Refleksi Satu Dekade Relasi Indonesia-China di Era Belt and Road”, Kamis (26/10/2023).


Triyono menambahkan model investasi yang dijalankan China memiliki kekhasan, yaitu diiringi pengiriman besar-besaran tenaga kerja. Hal ini, katanya, dapat menimbulkan gejolak di dalam pasar tenaga kerja setempat. Apalagi, pekerja setempat sering kesulitan mendapatkan pekerjaan dalam proyek investasi China.


Daerah dengan TKA Tertinggi


Lebih lanjut, Triyono menyampaikan sebaran tenaga kerja China di Indonesia sebagian besar berada di wilayah yang memiliki sumber daya alam yang besar terutama nikel. Hal ini bisa dimengerti mengingat investasi yang disasar China adalah industri logam. Karena itu, menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, empat provinsi dengan konsentrasi pekerja China tinggi adalah di Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara.


"Sulawesi Tengah memimpin jumlah tenaga kerja China, diikuti Maluku, Maluku Utara, dan Sulawesi Tenggara. Kalau Sulawesi Tenggara fokusnya di Konawe," tambahnya.


Triyono mencontohkan investasi China di Morowali, Sulawesi Tengah pada 2021 yang mencapai $15,3 miliar dan nilai ekspor sebesar $10,7 miliar telah menciptakan lapangan pekerjaan untuk 66 ribu individu. Namun, terdapat dinamika perekrutan tenaga kerja di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), yang merupakan perusahaan patungan antara Tsangshan Steel Holding asal China dan perusahaan lokal PT Bintang Delapan Mineral.


Studi yang dilakukan Widyanta pada 2019 mengungkapkan banyak kandidat lokal dengan kualifikasi pendidikan menengah kesulitan untuk lolos seleksi, meskipun telah mencapai tahap wawancara. Namun, Triyono juga menyampaikan bahwa ada studi yang menyebutkan inisiatif ini telah berhasil mengurangi pengangguran di kalangan populasi produktif yang mencakup lulusan pendidikan menengah dan tinggi.


Ada Keganjilan?



Halaman:

Komentar

Terpopuler