Rekaman gambarnya termasuk yang banyak disenangi.
Viewernya relatif tinggi, karena itu, loko kobong memang dinantikan.
Hanya saja, euforia itu tak lantas membuat semua pihak juga merasa sama-sama senang.
Sebaliknya, fenomena itu tak jarang bikin nyut-nyut Dipo Lokomotif.
Baca Juga: Penggalan Alkitab Berusia 1.750 Tahun yang Hilang Ditemukan di Perpustakaan Vatikan
Bukan apa-apa, loko kobong membawa risiko yang tak ringan.
"Itu berpotensi merusak sistem motor diesel. Ada dampaknya, bikin organ mesin rusak, harga turbo engine itu tak murah," kata Kepala UPT Dipo Lokomotif Bandung, Nana Rukmana, dalam keterangan resminya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: suaramerdeka.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!