Thomas menyebut, 1 Ramadan jatuh pada 12 Maret. ’’Pada saat magrib 10 Maret, posisi bulan di Indonesia sekitar 1 derajat atau kurang,’’ ujarnya, dikutip dari JawaPos.com, kemarin (18/1).
Dengan posisi itu, belum memenuhi kriteria yang ditetapkan MABIMS (kriteria visibilitas hilal yang disepakati Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Thomas juga mengatakan bahwa kriteria yang diadopsi pemerintah Indonesia adalah tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi geosentrik minimal 6,4 derajat.
Dia menyebut, selama tinggi hilal sudah di atas kriteria itu, hilal bisa dilihat atau dirukyat.
’’Asal sudah di atas kriteria, biasanya ada yang mengaku melihat hilal dan bisa diterima di sidang isbat,’’ tuturnya.
Ketika hilal masih di bawah kriteria MABIMS, apalagi di bawah 1 derajat, Thomas meyakini akan sulit dilihat atau dirukyat.
"Sehingga nanti saat sidang isbat Kementerian Agama, tidak ada yang melapor berhasil melihat hilal," kata dia.
Sementara Untuk Idul Fitri, Thomas mengatakan kemungkinan akan serentak. ’’Insya Allah Idul Fitri serentak 10 April,’’ ungkapnya.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: radarmadiun.jawapos.com
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Mulai 1 Februari 2025, Elpiji 3 kg Tak Lagi Dijual di Pengecer
Peringatan BMKG: Gempa Megathrust Mentawai-Siberut Tinggal Menunggu Waktu, Bisa Capai M 8.9
Prihatin Soal Konflik PKB vs PBNU, Komunitas Ulama dan Nahdliyin Keluarkan 9 Rekomendasi
Cabut Pasal Penyediaan Alat Kontrasepsi, DPR: Jangan Buka Ruang Generasi Muda untuk Berzina!