Dulu Tiduri Wanita Tiap Hari, Kini Mantan Preman Mualaf Asal Bali Ini Ungkap Momen Saat Dirinya Mendadak Hijrah

- Kamis, 21 Maret 2024 | 09:15 WIB
Dulu Tiduri Wanita Tiap Hari, Kini Mantan Preman Mualaf Asal Bali Ini Ungkap Momen Saat Dirinya Mendadak Hijrah



NARASIBARU.COM  Muhammad Khoiruddin, seorang mantan preman asal Bali ini kini hijrah menjadi mualaf. Ternyata kisahnya sungguh tak biasa. 


Penampilan mantan preman yang satu ini garang, dengan tato naga di bagian dada dan lengannya. Namun, siapa sangka kalimat-kalimat istighfar dan dzikir lebih sering keluar dari mulutnya semenjak hijrah menjadi mualaf. 


Meskipun sering disebut sebagai mantan preman, namun Muhammad Khoiruddin atau sebelum menjadi mualaf dikenal sebagai Bli I Gede Swadiaya ini sudah tak ragu lagi akan Islam. 


Dikutip dari laman Ruqyah Aswaja, Muhammad Khoiruddin mengkisahkan saat dirinya mulai mengenal Islam hingga menjadi mualaf. 


Bahkan, dulu ia mengaku kebal dan sakti. Bergaul dengan dukun sudah menjadi keseharian mantan preman ini di masa lalu. 


Di tahun 1997, ia sampai di Bali, merantau dari NTB. Saat itulah dirinya memulai perjalanan hidup sebagai preman yang berkelahi di sana-sini. 


Tak hanya itu, dirinya juga mengaku telah mencoba berbagai jenis minuman keras atau miras.  "Saya waktu itu, tiada hari tanpa mabuk," kata Muhammad Khoiruddin.


 Tentunya, selain mabuk ia juga setiap hari meniduri wanita, berganti-ganti setiap harinya. Kehidupan gemerlap sekaligus gelap ia jalani di masa dirinya masih menjadi preman. 


Meskipun demikian, ia mengenangnya sebagai pengingat agar dirinya tidak lagi kembali ke masa-masa itu. Tak lupa ucapkan istighfar, diceritakanlah kisahnya yang kelam dulu. "Astaghfiullah, bejat sekali saya waktu itu. Itu membuat murka Tuhan bahkan di agama saya terdahulu. Entah berapa ratus wanita yang saya tiduri," ujar dia. 


Sekilas terlihat penyesalan dari ekspresi wajahnya. Ia dulu dikenal sebagai penguasa kawasan Sadasari, Kuta, Bali. Setiap hari ia hanya berusaha memenuhi nafsu duniawinya. 


Walaupun setiap hari menikmati kenikmatan duniawi, namun kehidupan sebagai preman tentu bukan sesuatu yang selalu mulus. Dulu dirinya pernah dikeroyok puluhan orang. Meskipun demikian, karena kesaktiannya ia mengatakan tidak terluka. 


"Saya pernah dikeroyok puluhan orang dari kelompok lawan. Hingga saya dikubur di selokan dengan tumpukan bebatuan. Disangkanya saya mati," kata dia. 


Namun, rupanya saat itu dirinya masih baik-baik saja. Ketika bangun, ia langsung mendatangi kelompok yang mengeroyoknya dan kembali berkelahi. 


Sang Mantan Preman Mengenal Islam Menjadi Mualaf Semuanya dimulai tahun 1999 ketika dirinya satu kos dengan pemuda bernama Muhammad Yusuf, seorang santri. 


Halaman:

Komentar

Terpopuler