Sudirman Said Balas Sindiran Luhut: Pemilu Jalan Bagi Perubahan dan Perbaikan!

- Sabtu, 17 Juni 2023 | 00:54 WIB
Sudirman Said Balas Sindiran Luhut: Pemilu Jalan Bagi Perubahan dan Perbaikan!

Sudirman: Korupsi Kian Meluas Tanpa Perubahan


Eks Menteri ESDM ini juga menyinggung dampak buruk jika tidak ada perubahan dan perbaikan pada bangsa ke depannya. Salah satunya di bidang korupsi, hingga tingkat kemiskinan yang mengkhawatirkan. 


"Ketiga, lihatlah kehidupan bernegara dengan mata hati. Memang harus kita syukuri banyak yang telah kita capai dan kerjakan. Tetapi PR kita sebagai bangsa juga tak kalah besar: korupsi yang terus meluas, kesulitan rakyat yang dialami 40 % warga negara paling bawah, hukum yang tak bekerja dengan adil, kemampuan fiskal yang dalam tekanan, utang yang semakin besar, kohesi sosial yang terkoyak, hingga konflik kepentingan para pejabat tinggi negara; kesemuanya adalah hal-hal yang harus diatasi, bila negara dan bangsa kita mau menjadi negara bangsa berwibawa dan kuat. Melarang pemimpin baru bicara perubahan sama saja meminta membiarkan masalah-masalah di atas tidak diselesaikan," ungkapnya. 


Sudirman lalu bicara soal bacapres saat mendaftar ke KPU. Di sana setiap bacapres punya visi dan  misi. 


Akan lebih aneh jika bacapres punya visi dan misi yang isinya 'melanjutkan situasi yang sekarang'.


"Keempat, sebagai  maju dalam kontestasi nanti, KPU akan meminta Calon Presiden merumuskan Visi dan Misi. Apakah semua calon Presiden dan Wakil Presiden tak boleh merumuskan sesuatu yang lebih baik. Mosok Visi misi Capres hanya: Melanjutkan situasi yang sekarang??," ungkapnya. 


Terakhir, Ketua Institut Harkat Negeri (IHN) ini menyebut, agama juga mengajarkan bahwa hidup manusia harus lebih baik daripada hari ini. Menolaknya, berarti mengabaikan nilai-niali Pancasila. 


"Kelima, orang beragama akan mempedomani ajaran Hari ini harus lebih baik dari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Bahkan dikatakan bila hari ini sama dengan kemarin, dan esok sama dengan hari ini, kita dikatakan merugi. Pancasila menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya semua manusia Indonesia diminta menjalankan ajaran agama. Menolak agenda perbaikan dan perubahan, sama dengan membuang Pancasila," pungkasnya. [IndonesiaToday/kumparan]

Sumber: kumparan.com


Halaman:

Komentar