NARASIBARU.COM - Tak berselang lama, Prof. Dr. Sofian Effendi yang merupakan Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) mencabut pernyataanya saat bertemu dengan Rismon Sianipar.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi swasta, Sofian Effendi mantan Rektor UGM akui dihubungi Jokowi Lovers dan mengatakan jika dirinya akan dilaporkan ke Bariskrim.
Sofian mengungkapkan bahwa setelah dirinya membuat penyataan jika Joko Widodo tidak lulus kuliah karena nilainya yang tidak memenuhi standar membuat keguncangan di UGM dan mengatakan jika Jokowi gak punya ijazah.
"Seolang-olah saya dituduh bahwa rektor tidak mempertahankan kebenaran," terangnya.
Kemudian pendukung mantan Presiden Jokowi, di mana Jokowi Lovers melalui ketuanya menyatakan akan menuntut dirinya atas penyataan tersebut.
"Akan mengadukan saya ke Bareskrim," paparnya.
Sebelum menyampaikan jika dirinya akan dilaporkan ke Bareskrim, Sofian juga menyampaikan jika dirinya tidak menyangka kalau pertemuannya dengan Rismon akan ditayangkan.
Sedangkan Rismon Sianipar yang mendatangi langsung Sofian dikediamannya yang berada di Yogyakarta menyampaikan bahwa dirinya bertemu dengan mantan Rektor tersebut karena adanya tawaran dari pihak alumni UGM yang tergabung dalam Relagama.
Rismon menyampaikan dalam sebuah potcast di youtube bahwa pihak dari Relagama yang bernama Ilham menjanjikan jika Sofian akan buka-bukaan terkait permasalahan Jokowi dengan UGM dan mau direkam serta live.
Bahkan Rismon juga menyampaikan jika dirinya telah menyampaikan ke Sofian jika pertemuan mereka direkan dan live.
“Saat bertemu, Prof. Sofian menyambut kita dengan hangat dan sempat cerita dulu sebelum melakukan rekaman,” terangnya.
Rismon juga mengakui jika Sofian mengetahui bahwa pertemuan mereka akan direkam dn ditayangkan secara live.
Menurut Rismon, perbincangan dengan Sofian berjalan natural dan apa adanya pada 30 menit pertama dan kemudian menanyakan terkait ijazah Jokowi.
“Kemudian saya tanyakan apa yang diketahui oleh Bapak Sofian seputar ijazah Jokowi dan ini saya tanyakan karena dia merupakan inner circle UGM,” terangnya.
Saat menjawab pertanyaan tersebut, Sofian menyampaikan bagaimana dirinya berdiskusi dengan mantan-mantan rektor sebelumnnya serta pihak-pihak lainnya di UGM.
Dalam kesempatan itu, Rismon mengakui jika dirinya tidak pernah mengarahkan Sofian untuk menyampaikan pernyataan jika Jokowi gak punya ijazah dari UGM karena nilainya yang tidak memenuhi standar akademis.
“Apa yang saya arahin, karena saya juga tidak tahu kondisinya, jadi saya biarkan saja dia yang bercerita,” terang Rismon.
Rismon menyampaikan keherannya, bagaimana seorang professor dapat dengan begitu cepatnya merubah pernyataanya.
“Saya punya kakek kurang lebih seusia Profesor Efendi dan secara psikologis mudah sekali diberi pressure, jadi bisa saja beliau juga mengalaminya,” paparnya.
👇👇
Orang yang pakai orang lain untuk meneror Penegak Kebenaran,
— Dokter Tifa (@DokterTifa) July 18, 2025
Artinya PENGECUT!
PENGECUT KAU!
ORANG TUA KAU TEROR!
BIADAB!
UGM BAGAIMANA INI KALIAN DIAM SAJA MALAH BERSEKONGKOL DENGAN PENGECUT!
MANTAN REKTOR DITEROR KALIAN DIAM SAJA! pic.twitter.com/R8deLIfaiF
Bantahan UGM
Adapun pihak UGM yang memiliki keterkaitan langsung dengan ijazah Jokowi melalui situs resminya menyampaikan jika UGM menegaskan tidak terkait konflik kepentingan antara Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) dengan Saudara Joko Widodo.
Pihak UGM juga mengatakan jika mereka menyayangkan adanya pihak-pihak yang menggiring mantan Rektor tersebut untuk menyampaikan opini yang keliru dan tidak berdasar.
“Akibat pernyataan tersebut akan berdampak hukum dan menjadi risiko bagi Bapak Sofian Effendi secara pribadi,” tulisnya.
Selain itu pihak UGM juga menyampaikan jika Jokowi telah melaksanakan seluruh proses studi yang dimulai sejak tahun 1980 dengan nomor mahasiswa 80/34416/KT/1681 dan lulus pada tanggal 5 November 1985.
Pihak UGM juga menyampaikan jika apa yang disampaikan oleh Sofian berbeda dengan data dan bukti-bukti akademik yang dimiliki oleh pihak Fakultas Kehutanan UGM.
Refly Harun: Ini Pasti Ada Sesuatu!
Pencabutan pernyataan yang disampaikan oleh Sofian tentunya mendatangkan berbagai pertanyaan, termasuk dari pengamat politik dan praktisi hukum Refly Harun.
Dalam akun youtubenya, Refly menyampaikan bahwa pencabutan ini mengindikasikan pasti ada sesuatu yang terjadi.
Meskipun menurut Refly ada beberapa temannya yang khawatir dengan pencabutan pernyataan tersebut, namun juga menegaskan bahwa ini menegaskan jika pasti ini ada sesuatu yang terjadi.
“Ini semakin mengindikasikan, pasti ada yang gerjadi, pasti ada yang ditutupi, pasti ada yang dikhawatirkan,” paparnya.
Refly menyampaikan bahwa apa yang disampaikan oleh Sofian bukanlah bukti bahwa ijazah Jokowi palsu, namun hanyalah bagian dari kesaksian.
“Jika sekelas Profesor Sofian effendi harus menarik semua pernyataannya, tentunya ini sebuah indikasi kuat jika ada sesuatu dengan ijazah Jokowi, karena dia tidak meralat tapi menarik semua pernyataanya,” tegasnya.
Sumber: DisWay
Artikel Terkait
Sosok Arif Purnama Oktora, Polisi yang Diduga Selingkuh dengan Iris Wullur: Pernah Terima Rekor MURI
Ngaku Hamil di Luar Nikah, Ini Deretan Mantan Kekasih Erika Carlina, Siapa Sosok Ayah Sang Anak?
Rektor UGM Dipanggil Prabowo: Benarkah Ada Yang Disembunyikan Soal Ijazah Jokowi?
Gubernur Dedi Mulyadi Mengaku Tak Tahu Ada Pesta Rakyat di Pernikahan Anaknya