Lokasi Pertemuan Menteri Pariwisata G20 di India Menimbulkan Kontroversi

- Sabtu, 20 Mei 2023 | 19:31 WIB
Lokasi Pertemuan Menteri Pariwisata G20 di India Menimbulkan Kontroversi

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR -- India bersiap menjadi tuan rumah pertemuan pejabat pariwisata G20 di Kashmir. Pihak berwenang India mengerahkan komando elit dan meningkatkan keamanan di kota terbesar di kawasan yang disengketakan itu.

Pertemuan tersebut akan menjadi acara internasional penting pertama di Kashmir sejak New Delhi mencabut wilayah semi-otonomi pada 2019. Otoritas India berharap pertemuan tersebut menunjukkan perubahan kontroversial membawa perdamaian dan kemakmuran ke wilayah tersebut. 

Sejak 2019 Kashmir yang dikenal dengan perbukitan kaki Himalaya menjadi tujuan wisata domestik. Sebagian besar hotel sudah dipesan selama berbulan-bulan sebelumnya. 

Kashmir juga menarik jutaan pengunjung yang menikmati kedamaian janggal karena banyaknya pos keamanan, kendaraan lapis baja, dan tentara yang berpatroli. Demi pertemuan G20, kota tersebut merapikan pusat kota dan jalan menuju pusat konvensi di Danau Dal. 

Sementara polisi meningkatkan keamanan, menempatkan penjagaan keamanan besar-besaran di sekitar lokasi. Pada Rabu (17/5/2023) komando angkatan laut membawa senjata di perahu karet berbaur dengan turis di gondola kuning kenari. 

Pakar politik Asia Selatan University of Chicago, Paul Staniland mengatakan pertemuan G20 “sejalan dengan kebijakan pemerintah India untuk menunjukkan secara simbolis kenormalan dan stabilitas di Kashmir,” dan tidak adanya kemungkinan perubahan kebijakan. 

“Pertemuan itu bagus dan bisa mendongkrak pariwisata, tapi kami juga ingin melihat masalah Kashmir diselesaikan. Itulah masalah mendasar kami," kata seorang mahasiswa Mufeed Hilal, Jumat (19/5/2023). 

Pakistan menguasai sebagian Kashmir tetapi, seperti India, negara itu mengklaim seluruh wilayah itu. Islamabad mengecam New Delhi karena mengadakan pertemuan di Srinagar. 

Di sela-sela pertemuan Organisasi Kerjasama Shanghai baru-baru ini di India, Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari mengatakan pilihan lokasi menunjukkan "kepicikan" India dan "menunjukkan arogansinya pada dunia." 


Halaman:

Komentar

Terpopuler