Jakarta: Data Amnesty International Indonesia menunjukan kurang lebih ada 127 pembela hak asasi manusia (HAM) mengalami serangan sepanjang Januari hingga Mei 2023. Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid mengatakan represi yang dilakukan aparat negara dapat menghambat reformasi yang selama ini diinginkan.
"Era Reformasi membawa harapan baru akan keterbukaan, kebebasan, dan keadilan. Namun, harapan itu padam jika aparat negara terus merepresi protes dan kritik terhadap pemerintah dengan menggunakan dalil-dalil pembangunan, keamanan dan ketertiban politik demi investasi, sebuah pola kebijakan di era orde baru yang seharusnya ditinggalkan sejak 25 tahun lalu,” kata Usman dalam keterangan tertulis, Sabtu, 20 Mei 2023.
Usman menjelaskan serangan yang dilakukan kepada pembela HAM di Tanah Air antara lain kriminalisasi oleh polisi, penangkapan, percobaan pembunuhan, intimidasi, dan serangan fisik yang menimpa jurnalis, mahasiswa, pegiat hak masyarakat adat, dan aktivis yang kritis.
Menurut laporan Amnesty berjudul “Meredam Suara, Membungkam Kritik: Tergerusnya Kebebasan Sipil di Indonesia,” terdapat 328 kasus dugaan serangan fisik dan digital dengan setidaknya 834 korban dalam periode Januari 2019 hingga Mei 2022. Baca: 25 Tahun Reformasi, Pemerintah Maunya Apa?
Lebih lanjut, Usman mengatakan, serangan tersebut banyak dilakukan aktor negara. Salah satunya didominasi aparat kepolisian yang seharusnya berperan sebagai penegak hukum, melayani, mengayomi, dan melindungi masyarakat.
Artikel Terkait
Suami Wardatina Mawa Akui Sudah Menikah dengan Inara Rusli, Tunjukkan Bukti: Maskawin-Saksi Nikah
Menhan Sjafrie Warning Bahaya! Ada Negara dalam Negara, TNI Langsung Disiagakan Amankan Bandara IMIP
Isu Bandara Ilegal PT IMIP Diungkap, Said Didu: Pintu Masuk Skandal Tambang Era Jokowi?
Cara Download Snack Video Tanpa Watermark Tercepat dan Paling Mudah 2026