NARASIBARU.COM, JAKARTA - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA periode 3-14 Mei 2023 mengungkap elektabilitas Prabowo Subianto sebagai bakal calon presiden (capres) menempati posisi teratas.
Elektabilitas Menteri Pertahanan itu mengungguli Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Namun, hasil survei LSI Denny JA itu dipertanyakan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
Survei LSI Denny JA, elektabilitas Prabowo Subianto mencapai 33.9 persen, Ganjar Pranowo di peringkat kedua dengan 31.9 persen, sedangkan Anies Baswedan tercecer di peringkat ketiga dengan 20.8 persen.
"Iya, setiap survei kan tidak bisa dilepaskan dalam era demokrasi yang liberal, kapitalistik ini, sarat dengan berbagai kepentingan.
Maka, survei itu ya paling adil mengumumkan terlebih dahulu pendanaannya dari mana? Apakah ada kepentingan-kepentingan politik?" ujar Hasto Kristiyanto di Kantor DPP PDIP, Jakarta.
Hasto Kristiyanto mengaku heran dengan survei LSI Denny JA, karena hasil dari lembaga lain justru memperlihatkan elektabilitas Ganjar mengalami kenaikan.
Menurutnya, berdasarkan pengalaman pemilihan umum (pemilu) sebelumnya, banyak lembaga survei menjadi konsultan politik dari calon tertentu.
"Kami juga pernah bekerja sama dengan Pak Denny JA pada tahun 2009, tiba-tiba beliau mengumumkan elektoral PDI Perjuangan 33 persen," katanya.
Alasannya, karena ketika survei dilakukan, Baitul Muslimin baru dibentuk seminggu.
“Jadi, kita lihat.
Ini semua akan menentukan kredibilitas dari setiap lembaga survei, apakah murni sesuai dengan metodologi yang ada atau sesuai dengan kepentingan yang ada," ucap Hasto Kristiyanto.
Artikel Terkait
Viral Polisi di Medan Pukul Pengendara, Atasan Sebut Gangguan Jiwa, Kenapa Masih Diizinkan Bertugas?
BGN tak akan Setop Operasional 41 Dapur MBG Milik Yasika Aulia Putri Wakil Ketua DPRD Sulsel
Ditugaskan Prabowo, Gibran bakal Pidato di KTT G20 Afrika Selatan
Terungkap! AKBP B Jalani Hubungan Terlarang dengan Dosen Cantik Untag Semarang sejak 2020