Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Lebih Awal, Haedar : Tidak Bermaksud Mendahului

- Minggu, 21 Januari 2024 | 00:01 WIB
Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Lebih Awal, Haedar : Tidak Bermaksud Mendahului

Haedar menjelaskan penetapan ini sama halnya dengan penetapan kalender hijriah dan kalender miladiyah atau masehi yang dilakukan tiap tahun.

Selain itu, Haedar mengatakan Muhammadiyah menggunakan metode penetapan 1 Ramadhan dan Idulfitri ini menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.

Baca Juga: Haedar Nashir Minta Perbedaan Awal Puasa dan Lebaran Tak Jadi Polemik

Seperti diketahui, berdasarkan hisab hakiki wujudul hilal, tinggi bulan pada saat matahari terbenam di Yogyakarta pada 10 Maret 2024 yakni (¢ = -07° 48′ LS dan l= 110° 21′ BT ) = 00° 56′ 28".

Artinya, hilal sudah terlihat dan awal Ramadan sudah dimulai sejak terbenamnya matahari pada 10 Maret 2024.

Saat matahari terbenam pada 10 Maret 2024, bulan berada di atas ufuk (hilal sudah wujud) kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan Papua Barat Daya.

Baca Juga: Muhammadiyah Resmi Tetapkan Awal Puasa 11 Maret, Pemerintah dan NU Kapan?

Sementara itu, untuk penetapan Idul Fitri 2024, PP Muhammadiyah menyatakan, tinggi bulan saat matahari tenggelam pada 9 April 2024 di Yogyakarta (¢=-07° 48′ LS dan l = 110° 21′ BT ) = 06° 08′ 28″ dan di wilayah Indonesia pada saat matahari terbenam bulan berada di atas ufuk.

Artikel ini telah lebih dulu tayang di: sekalamedia.com


Halaman:

Komentar