"Begitu partai dapat 1 kursi di dapil tertentu, maka yang menentukan caleg adalah partai, dengan caleg terbaiknya. Tidak beli kucing dalam karung," ujarnya menambahkan.
Hal ini direkomendasikan agar bisa menekan upaya politik praktis yang kian marak terjadi. Selain itu, cara ini juga mengedepankan kader-kader terbaik dari masing-masing partai untuk maju menjadi perwakilannya.
"Sehingga tidak ada pertarungan artis dengan artis, pengusaha dengan pengusaha. Melainkan pertarungan kader terbaik dari partai, yang telah dikaderisasi dengan baik oleh masing-masing partai," tegas Said Iqbal.
Meski demikian, gagasan tersebut diakui oleh Said Iqbal bukan berarti antiartis, pengusaha atau lainnya. Melainkan hanya ingin wakil-wakil yang dipilih oleh rakyat adalah kader terbaik yang telah ditempa dan diasah oleh masing-masing ideologi partai yang ada.
"Karena ini kelemahan serius dari Sistem Pemilu Terbuka dengan Suara Terbanyak. Dan ini membahayakan demokrasi," kata dia.
Sumber: news.republika.co.id
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?