Hamas Tunjuk Yahya Sinwar Gantikan Ismail Haniyeh, Dijuluki 'Si Penjagal' dari Gaza oleh Israel

- Rabu, 07 Agustus 2024 | 09:00 WIB
Hamas Tunjuk Yahya Sinwar Gantikan Ismail Haniyeh, Dijuluki 'Si Penjagal' dari Gaza oleh Israel


Sinwar disebut bertanggung jawab atas banyak “pembunuhan brutal” terhadap orang-orang yang dicurigai bekerja sama dengan Israel.


“Beberapa di antaranya [dia bunuh] menggunakan tangannya sendiri dan dia bangga akan itu, dia menceritakannya kepada saya dan ke orang-orang lain.”


Lama Dipenjara


Sinwar telah menghabiskan sebagian besar masa dewasanya di penjara-penjara Israel. Dia dipenjara selama lebih dari 22 tahun, dari 1988 hingga 2011.


Waktunya selama dipenjara, sebagian di sel isolasi, tampaknya justru membuatnya semakin radikal.


“Dia meneguhkan otoritasnya dengan cara yang kejam, menggunakan kekerasan,” kata Yaari.


“Dia memposisikan dirinya sebagai pemimpin di antara para narapidana, bernegosiasi atas nama mereka dengan otoritas di penjara dan menegakkan disiplin di antara para narapidana.”


Pemerintah Israel menggambarkan Sinwar selama di penjara sebagai sosok yang “kejam, berwibawa, berpengaruh, dengan ketahanan yang tidak biasa, licik dan manipulatif, merasa puas dengan apa yang dia miliki… menyimpan rahasia bahkan di dalam penjara di antara tahanan lain memiliki kemampuan untuk membawa orang banyak”.


Menurut Yaari, Sinwar “sangat licik, cerdas tahu bagaimana memainkan pesona pribadinya.”


Ketika Sinwar memberitahunya bahwa Israel harus dihancurkan dan bersikeras bahwa tidak ada tempat bagi orang Yahudi di Palestina, “dia kemudian bercanda, ‘Mungkin kami akan mengecualikan Anda’”.


Selama dipenjara, Sinwar menjadi fasih berbahasa Ibrani.


Sinwar dibebaskan pada 2011 sebagai bagian dari kesepakatan yang membebaskan 1.027 tahanan Palestina dan Arab Israel dari penjara dengan imbalan satu sandera Israel, yakni tentara IDF Gilad Shalit.


Shalit telah disandera selama lima tahun setelah diculik oleh, antara lain, saudara laki-laki Sinwar, yang merupakan komandan senior militer Hamas.


Sinwar sejak saat itu menyerukan lebih banyak penculikan terhadap tentara Israel.


Saat ini, Israel telah mengakhiri pendudukannya di Jalur Gaza dan Hamas berkuasa setelah memenangkan pemilu dan kemudian menyingkirkan saingannya, partai Fatah pimpinan Yasser Arafat, dengan memecat banyak anggotanya dari posisi-posisi penting.


Kedisiplinan yang brutal


Ketika Sinwar kembali ke Gaza, dia langsung diterima sebagai pemimpin, kata Michael.


Penerimaan terhadapnya banyak dipengaruhi oleh prestisenya sebagai anggota pendiri Hamas yang telah mengorbankan hidupnya selama bertahun-tahun di penjara Israel.


Segera setelah keluar dari penjara, Sinwar juga beraliansi dengan Brigade Izzedine al-Qassam dan kepala staf Marwan Issa.


Pada 2013, dia terpilih menjadi anggota Biro Politik Hamas di Jalur Gaza, kemudian menjadi ketuanya pada 2017.


Adik laki-laki Sinwar, Mohammed, juga berperan aktif di Hamas. Dia mengaku selamat dari beberapa upaya pembunuhan Israel sebelum dinyatakan meninggal oleh Hamas pada 2014.


Beberapa laporan media menyebut bahwa dia mungkin saja masih hidup, aktif di sayap militer Hamas yang bersembunyi di terowongan di bawah Gaza, dan bahkan mungkin berperan dalam serangan 7 Oktober di Israel.


Reputasi Sinwar atas kekejamannya membuat dia dijuluki sebagai Si Penjagal Khan Younis.


Dia dianggap bertanggung jawab atas penahanan, penyiksaan dan pembunuhan seorang komandan Hamas bernama Mahmoud Ishtiwi pada tahun 2015 yang dituduh homoseksual dan melakukan penggelapan.


Pada tahun 2018, dalam pernyataannya kepada media internasional, dia mengisyaratkan dukungannya terhadap ribuan warga Palestina untuk menerobos pagar pembatas yang memisahkan Jalur Gaza dengan Israel.


Dukungan itu adalah bagian dari protes terhadap AS yang memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.


Belakangan pada tahun yang sama, dia mengaku selamat dari upaya pembunuhan oleh warga Palestina pendukung pesaingnya, Otoritas Palestina (PA) di Tepi Barat.


Namun dia juga pernah menunjukkan sisi pragmatisnya.


Dia mendukung gencatan senjata sementara dengan Israel, pertukaran tahanan dan rekonsiliasi dengan Otoritas Palestina. Menurut Michael, Sinwar bahkan dikritik oleh pihak yang menentang keputusannya karena dianggap terlalu moderat


Sumber: Tribunnews 

SEBELUMNYA


Halaman:

Komentar