Sebuah foto yang dibagikan seorang warganet mendadak mencuri perhatian
    publik dan menjadi bahan perbincangan hangat di media sosial. Bukan karena
    keindahan desainnya atau kemegahan konstruksinya, melainkan karena sebuah
    detail yang terkesan sepele namun justru menggelitik.
  
  
    Bagaimana tidak, foto tersebut memperlihatkan Tugu Titik Nol Ibu Kota
    Nusantara (IKN) terlihat menampilkan tulisan "Lorem ipsum dolor amet,
    consetuer adipiscing elit". 
  
  
    Kalimat ini tentu bukan sembarang kalimat, melainkan teks dummy atau pengisi
    sementara yang biasanya hanya ditemukan dalam desain grafis atau template
    cetak.
  
  
    Akun X (dulu Twitter) @jejakaki membagikan foto tersebut dengan caption,
    “Temen ada yg iseng ke Nusantara kirim foto ini… Komen gue: kok bisa
    selengah ini yaa??.”
  
  
    Tulisan dummy yang terpampang nyata di tugu resmi itu langsung mengundang
    komentar publik yang tidak kalah jenaka dan menyentil.
  
  Temen ada yg iseng ke Nusantara kirim foto ini..
— 👣👣 (@jeJAKAki) April 17, 2025
Komen gue: kok bisa selengah ini yaa??
😂😂@sociotalker @ardisatriawan @kozirama pic.twitter.com/RaiY6RB8Bb
Ketika Placeholder Jadi Pusat Perhatian
  
    Sebagian besar netizen menyadari bahwa "Lorem ipsum" bukanlah kalimat
    bermakna. Bahkan mereka yang awam sekalipun mungkin pernah melihat teks ini
    saat mengunduh template desain atau membuat undangan digital. 
  
  
    Lorem ipsum adalah teks standar industri percetakan dan desain sejak tahun
    1500-an, digunakan untuk meniru tampilan sebuah paragraf nyata agar desain
    bisa divisualisasikan secara proporsional sebelum konten sebenarnya diisi.
  
  
    Komentar pun bermunculan, mulai dari nada santai hingga sindiran tajam.
    “Pasang aja, gak bakal ada yg liat ini,” tulis @koz**** dengan nada
    sarkasme.
  
  
    “Designer belum dibayar mungkin, eh apa budgetnya ditilep?” sindir @fel****.
    Komentar ini seolah menyuarakan keresahan masyarakat atas pengelolaan
    proyek-proyek besar yang dikerjakan setengah hati.
  
  
    Penjelasan lebih teknis datang dari akun @made**** yang menulis, “Buat yang
    belum paham, ‘lorem ipsum’ adalah teks dummy yang biasa digunakan dalam
    desain grafis atau penerbitan untuk mengisi ruang sementara sebelum konten
    sebenarnya dimasukkan. Jadi, jika itu muncul di tugu, berarti seharusnya
    diganti dengan teks resmi, tapi lupa atau belum dilakukan.”
  
  
    Sejarah Singkat Teks "Lorem Ipsum"
  
  
    Menariknya, teks yang kerap dianggap tidak bermakna ini ternyata memiliki
    sejarah panjang. Berdasarkan penelusuran yang dikutip dari Cidepolitan,
    Lorem ipsum berasal dari tulisan filsuf dan sastrawan Romawi Marcus Tullius
    Cicero, yang hidup sekitar abad ke-1 sebelum masehi. 
  
  
    Seorang profesor Latin bernama Richard McClintock dari Hampden-Sydney
    College di Virginia, AS, menemukan bahwa kalimat-kalimat dalam Lorem ipsum
    diambil dari bagian buku Cicero yang berjudul de Finibus Bonorum et Malorum
    (The Extremes of Good and Evil).
  
  
    Meskipun sudah tidak bermakna secara langsung karena telah dipotong-potong
    dan dimodifikasi, susunan huruf dan kata-kata dalam Lorem ipsum dianggap
    ideal untuk menggambarkan bagaimana suatu desain teks akan terlihat dalam
    produk cetak atau digital.
  
  
    Tugu yang Akhirnya Dibungkus Total
  
  Penampakan Tugu Titik Nol IKN hari ini, dikirim temen yang kerja di sana yg waktu itu saya ceritain.
— Mas Pur (@rasjawa) April 19, 2025
Dibungkus total, gaesss 😂😂😂 pic.twitter.com/9Nh3YLxXwV
Setelah keramaian di media sosial, muncul unggahan terbaru dari netizen
    bernama @rasjawa yang memperlihatkan kondisi terkini tugu Titik Nol
    tersebut. 
  
    “Penampakan Tugu Titik Nol IKN hari ini, dikirim temen yang kerja di sana yg
    waktu itu saya ceritain. Dibungkus total, gaesss,” tulisnya, menyertai foto
    yang menunjukkan tugu tersebut sudah ditutup rapat, entah untuk perbaikan,
    penggantian tulisan, atau sekadar meredam perhatian.
  
  
    Kejadian ini seolah menjadi gambaran nyata bagaimana detail kecil bisa
    berdampak besar, apalagi dalam proyek monumental seperti pembangunan Ibu
    Kota Negara baru.
  
  
    Tugu Titik Nol semestinya menjadi simbol permulaan dan semangat baru. Namun
    alih-alih menginspirasi, keberadaan teks Lorem ipsum malah menimbulkan
    tanya, bahkan tawa.
  
  
    Pelajaran dari Teks Dummy di Tugu Resmi
  
  
    Insiden ini memberikan pelajaran berharga bahwa dalam proyek berskala
    nasional, setiap detail perlu diperhatikan, termasuk hal yang kelihatannya
    sepele seperti teks pada monumen. 
  
  
    Apalagi di era digital, kesalahan sekecil apa pun bisa menjadi sorotan
    nasional—atau bahkan internasional—dalam hitungan jam. Bagi para desainer,
    teknisi, dan pemangku kebijakan, ini adalah momentum refleksi.
  
  
    Jangan biarkan placeholder jadi headline. Sebab yang seharusnya tampil
    sebagai lambang kebanggaan, bisa berubah menjadi lelucon publik bila
    dikerjakan tanpa perhatian penuh.
  
  
    Sumber:
    suara
  
  
    Foto: Monumen Titik Nol IKN Masih Ada Tulisan "Loren Ipsum", Netizen Gagal
    Paham: Kok Bisa Lolos? (X)
  
  
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Jokowi dan Budi Arie, Dua Orang Paling Ruwet
Begini Tanggapan Ignasius Jonan Soal Utang Whoosh usai Temui Prabowo
Budi Arie Bantah Projo Singkatan Pro Jokowi, Jejak Digital 2018 Justru Dia Jelas-jelas Ngomong Gitu
Presiden Prabowo Panggil Eks Menhub Ignasius Jonan ke Istana, Bahas Polemik Whoosh?