Politikus PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Nabi, Eks Presidium GMNI: Ini Gaya PKI Lewat Mulut Penjilat

- Kamis, 12 Juni 2025 | 22:50 WIB
Politikus PSI Sebut Jokowi Penuhi Syarat Nabi, Eks Presidium GMNI: Ini Gaya PKI Lewat Mulut Penjilat


Pernyataan mengejutkan kembali datang dari kubu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketua Biro Kaderisasi dan Ideologi PSI, Dedy Nur Palakka, yang menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memenuhi syarat menjadi Nabi, langsung menuai badai kecaman. Salah satu reaksi keras datang dari eks Presidium GMNI, Yusuf Blegur, yang menyebut pernyataan tersebut tak hanya sesat, tetapi juga menyesatkan, dan merupakan bentuk pengkhianatan terhadap akal sehat serta nilai-nilai Ketuhanan.

“Ini bukan lagi bentuk pujian. Ini penghinaan terhadap akal, agama, dan martabat bangsa. Nabi itu utusan Tuhan, bukan utusan oligarki dan China Komunis!” tegas Yusuf dalam keterangannya yang dikutip dari www.suaranasoonal.com, Rabu (11/6).

Menurut Yusuf, membandingkan Jokowi dengan Nabi sama saja dengan merendahkan makna kenabian yang dalam Islam telah ditutup oleh Nabi Muhammad SAW. Ia bahkan menyebut Dedy Nur Palakka sebagai politisi dengan logika sakit jiwa dan mabuk kekuasaan.

“Orang mabuk dan gila pun tidak akan mengatakan Jokowi sudah pantas jadi Nabi. Tapi Dedy bisa. Ini sudah menunjukkan bahwa PSI dan para buzzer Jokowi telah kehilangan arah, kehilangan akal, dan kehilangan nurani,” kata Yusuf.

Tak hanya itu, Yusuf menilai bahwa pernyataan Dedy adalah manuver politik murahan—cek ombak untuk membangun opini bahwa Jokowi adalah sosok ideal. Namun alih-alih mendapat simpati, Dedy justru membuka borok kekuasaan Jokowi di mata rakyat.

“Selama memimpin, Jokowi telah mengkhianati konstitusi, menjual negeri pada oligarki, dan membungkam demokrasi. Tangannya berlumuran darah rakyat. Bagaimana mungkin sosok seperti itu disetarakan dengan Nabi?” ujarnya.

Lebih lanjut, Yusuf menyebut Dedy dan PSI tak lebih dari paduan suara para penjilat kekuasaan, yang memanipulasi citra Jokowi demi melanggengkan pengaruh politik. Ia bahkan menuduh kelompok ini menghalalkan segala cara—mirip dengan gaya gerakan lama PKI.

“Kalau ada istilah ternak Mulyono, maka Dedy adalah juru bicaranya. Menghalalkan kebohongan demi kekuasaan. Memoles citra Jokowi sebagai lugu dan sederhana, padahal aslinya korup, rakus, dzalim,” tukas Yusuf.

Ia pun mengingatkan publik agar tak terpancing emosi, namun tetap waspada terhadap pola komunikasi politik penuh propaganda yang dimainkan oleh PSI dan jaringan buzzer Jokowi.

“Semoga rakyat tidak menjadi anarkis. Tapi pernyataan ini adalah bukti nyata bahwa lingkaran Jokowi dikuasai para hipokrit, psikopat, dan manusia tuna Ketuhanan. Bahkan, apakah ini sinyal Jokowi adalah titisan PKI, seperti kata Dedy secara tak sadar?” tutup Yusuf.

Foto: Yusuf Blegur (IST)

Komentar

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler