Kapolsek Pendopo, AKP Dwi Sapri Adi menyebut, MTA sudah meninggal dunia saat polisi datang menghampiri.
"Saat kami evakuasi posisi balita itu sudah meninggal," katanya, dikutip dari Kompas.com.
Orang tua MTA lalu meminta bantuan agar diantar ke rumahnya.
Dwi mengatakan, MTA sempat mengalami sakit muntah-muntah hingga kondisi tubuhnya menjadi lemas.
Cerita Marthadinata
Marthadinata dalam kesempatannya bercerita betapa paniknya dirinya mengetahui anaknya sakit.
Semua berawal saat MTA tiba-tiba terbangun pada pukul 00.00 WIB.
MTA meminta air minum dan ingin buang air besar.
"Usai buang air dia masih bisa jalan dan sempat tidur lagi kemudian mengeluhkan sakit perut," kata Marthadinata, dikutip dari TribunSumsel.com.
Kekhawatiran terhadap kondisi anaknya muncul setelah MTA muntah-muntah.
Sebelumnya, MTA sempat diberi obat, namun kondisinya tak kunjung membaik.
"Setelah muntah 2 kali kami panik dan berencana membawanya ke dusun," ucap Marthadinata.
Marthadinata lalu mengajak istrinya membawa MTA untuk minta pertolongan.
Keduanya nekat menembus gelapnya malam dan ancaman hewan buas yang sewaktu-waktu bisa mengancam.
Namun demi kesembuhan MTA, Marthadinata dan istrinya rela melakukan apa saja, termasuk berjalan jauh.
"Belum lama kami mulai berjalan, mungkin sekitar 5 menit lebih anak saya meninggal dalam gendongan saya," ujar Marthadinata.
Marthadinata tidak menyangka dirinya harus kehilangan MTA begitu cepat.
MTA sebelumnya dalam keadaan sehat,
"Anak saya sehat-sehat saja, anak saya mulai keluhkan sakit perut pada malam harinya," tandas Marthadinata.
Informasi tambahan, jenazah MTA telah dimakamkan di hari yang sama saat ia meninggal di pemakaman umum Desa Landur.
Sumber: tribunnews
                        
                                
                                            
                                            
                                            
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
                                                
Artikel Terkait
Bengisnya Bripda Waldi Polisi di Jambi: Bunuh-Perkosa Dosen karena Asmara
Tanda Alam Sebelum Raja Solo Wafat, Pohon Besar Tumbang di Pesanggrahan Langenharjo
Dosen Cantik di Jambi Tewas Diduga Diperkosa & Dibunuh Oknum Polisi, Mobil & Sepeda Motor Dibawa Kabur
Mahasiswa di Sibolga Tewas Dikeroyok Gara-gara Tidur di Masjid, Kepala Korban Dihantam Buah Kelapa